PENTAS.TV – BANDUNG, Peran korporasi-korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), apa pun sektornya, tentunya sangat strategis. Itu karena kehadiran mereka multi-fungsi.
Selain turut menggeliatkan sekaligus memperkuat perekonomian nasional, juga memenuhi dan mengakomodir berbagai kebutuhan masyarakat.
Begitu pula dengan korporasi BUMN sektor pangan, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
Terbukti, Perum Bulog terus bekerja keras demi terciptanya stabilitas dan ketahanan pangan nasional, baik berkenaan dengan stok maupun harga.
Tidak heran, hingga kini, Perum Bulog getol dan agresif melakukan pengadaan beras atau gabah kering giling setara beras para petani, yang tahu. Ini, ditargetkan pemerintah bervolume masif.
Hasilnya, stok beras nasional sekitar 4,2 juta ton, merupakan yang termasif selama korporasi Merah Putih tersebut berkiprah.
Namun, bukan perkara mudah untuk mengelola berlimpahnya stok beras tersebut. Itu karena Perum Bulog membuihkan fasilitas infrastruktur yang mumpuni, semisal gudang penyimpanan.
Karena itu, agar pengelolaan stok beras lebih optimal dan sempurna sehingga komoditas pangan utama negeri ini tersebut tetap layak konsumsi, pemerintah mengguyur Perum Bulog oleh cuan bernominal mewah, Rp5 triliun.
Lalu, untuk apa Pemanfaatannya?
Kepada media, Ahmad Rizal Ramdhani, Direktur Utama Perum Bulog, mengiyakan bahwa pihaknya menerima kucuran dana pemerintah bernilai Rp5 triliun.
“Kami memanfaatkannya untuk menambah fasilitas penyimpanan (beras). Rencananya, dana itu kami gunakan untuk membanguan100 unit gudang penyimpanan yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” tandas Ahmad Rizal Ramdhani.
Pihaknya, lanjut dia, punya skala prioritas berkenaan lokasi pembangunan 100 gudang penyimpanan tersebut. Yakni, beber dia, kota-kabupaten yang memang belum ada fasilitas gudang penyimpanan.
Rencana pembangunan 100 gudang penyimpanan itu, lanjutnya, karena kapasitas dan daya tampung gudang-gudang eksisting belum bisa menampung berlimpahnya stok beras nasional.
Agar stok beras nasional tertampung dan pengelolaannya optimal sehingga layak konsumsi, pihaknya menyewa gudang-gudang kepada beberapa pihak.
Tidak hanya membangun, lanjutnya, pihaknya pun siap melengkapi ke-100 gudang itu dengan fasilitas pengelolaan lainnya. Yakni, ungkapnya, heula The Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penggilingan padi.
Apabila rencana itu terealisasi, Ahmad Rizal Ramdhani menuturkan, ke-100 gudang itu punya fungsi beragam.
Artinya, jelas dia, fungsinya tidak hanya sebagai fasilitas penampungan dan penyimpanan beras, tetapi juga komoditas lain seperti jagung dan bawang. (win/*)