PENTAS.TV – BANDUNG, Sejatinya, Tatar Pasundan punya potensi ekonomi yang luar biasa. Di antaranya sektor pariwisata.

Potensi kepariwisataan Jabar tidak kalah oleh daerah lain, seperti Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beberapa keunggulan destinasi pariwisata Jabar yakni wisata alam, kuliner, religi, dan lainnya.

Karena itu, agar kepariwisataan Bumi Parahyangan lebih bergeliat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bersepakat dengan korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor transportasi publik, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero).

Sinergi itu berupa sebuah program inovatif bernama The West Java Traincation. Misinya, menjadikan Jabar sebagai destinasi wisata sehingga sektor kepariwisataan lebih bergairah dan bergeliat.

Program yang Soft Launching-nya bergulir 14 Oktober 2025 itu berupa memperkenalkan pesona alam dan destinasi-destinasi pariwisata di Jabar, termasuk budaya dan kulinernya, yang terkemas dalam paket perjalanan kereta.

Iendra Sofyan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ( Disparbud) Jabar, mengemukakan, dalam paket perjalanan itu, ada beberapa perjalanan kereta tematik.

“Antara lain, rute Bogor-Sukabumi-Cianjur. Lalu, Bandung-Cibatu-Garut-Banjar,” tandas Iendra Sofyan, dalam keterangannya pada laman resmi Disparbud Jabar.

Agar lebih menarik, Iendra Sofyan mengungkapkan, pihaknya pun merancang beberapa rute dalam paket perjalanan tersebut. Yakni, Jakarta-Cianjur.

Gunung Padang, ungkapnya, menjadi Main Destination atau destinasi utama rute Jakarta-Cianjur.

Tidak hanya wisata alam dan budaya, Iendra Sofyan membeberkan, bersama PT KAI (Persero), pihaknya juga memiliki program wisata berupa sejarah perkembangan perkeretaan di Indonesia, khususnya Jabar.

Berdasarkan catatan sejarah, tuturnya, Bandung pernah menjadi titik lokasi kehadiran manufaktur kereta terbesar pada era kolonial Belanda. Lokasinya, ucap dia, di kawasan Jalan Laswi Kota Bandung.

Iendra Sofyan menceritakan bagaimana kolaborasi dengan PT KAI (Persero) yang bertema The West Java Traincation itu muncul.

Ide atau gagasan awalnya, kisah dia, yakni mengacu pada besarnya potensi kepariwisataan Jabar yang berkaitan dengan perkeretaan.

Dia mengklaim bahwa Jabar memiliki armada kereta paling lengkap sejak era kolonial. “Saat zaman kolonial Belanda, Jabar punya KRD (Kereta Rel Disel). Ada juga KRL (Kereta Rel Listrik) berupa trem,” paparnya.

Dalam perkembangannya, sambung Iendra Sofyan, Jabar pun memiliki kereta cepat, yaitu Whoosh, dan dilintasi moda transportasi moderen lainnya, Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).

Iendra Sofyan mengatakan, The West Java Trainaction merupakan tindak lanjut hasil pertemuan dan pembicaraan The West Java Railway Heritage bersama para stakeholder holder.

Yaitu, sahutnya, PT KAI (Persero), PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), PT. GoTo Gojek Tokopedia, dan PT. Bluebird Group.

Pembahasan itu pun, sambungnya, melibatkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) The Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jabar, DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi (PUTRI) Jabar, dan DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jabar.

The West Java Railway Heritage, jelasnya, berkonsep cruising. Artinya , terang dia, program wisata berbasis kereta.

Dalam program ini, ujarnya, para wisatawan bisa turun pada beberapa lokasi perhentian guna menikmati dan menjelajahi destinasi pariwisata. (win/*)