PENTAS.TV – BANDUNG, Senantiasa membukakan performa dan kinerja apik menjadi misi utama yang senantiasa diusung setiap korporasi, baik swasta maupun yang berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN), apa pun sektornya.
Adalah korporasi perbankan swasta terakbar di tanah air, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk satu contohnya.
Kepada media, pada Paparan Kinerja Kuartal III-2025 BCA, Hendra Lembong, Presiden Direktur PT BCA Tbk, mengungkapkan kecemerlangan kinerja jajarannya.
Dia mengatakan, pada akhir September 2025, pihaknya berhasil membukukan laba bersih, yang secara tahunan, nominalnya bertambah 5,7 persen.
“Posisi laba bersih pada akhir September 2025 yaitu Rp43,4 triliun. Periode sama 2024, nominal perolehan laba bersih yakni Rp41,1 triliun,” tandasnya.
Perolehan laba bersih yang melejit 5,7 persen secara tahunan tersebut, ujarnya, ditopang pergerakan positif beberapa segmen bisnis. Antara lain, sebut dia, penyaluran kredit.
Pada akhir bulan kesembilan 2025, tutur Hendra Lembong, pihaknya menyalurkan kredit bernilai total Rp944 trilliun.
Perbandingannya dengan realisasi kredit pada periode sama tahun lalu, kata Hendra Lembong, lebih banyak 7,6 persen.
Pembiayaan atau kredit korporasi, tuturnya, menjadi segmen yang perkembangannya paling signifikan, yakni 10,4 persen secara tahunan atau menjadi Rp436,9 triliun.
Geliat positif pun, sambung dia, terjadi pada kredit komersial, yang secara tahunan, bertambah 5,7 persen. Posisinya pada akhir September 2025, ujarnya, yakni Rp142,9 triliun.
“Begitu pula dengan pembiayaan sektor UMKM (Usaha Mikro-Kecil-Menengah), yang nilai penyalurannya pada level Rp129,3 triliun atau lebih banyak 7,7 persen daripada periode sama 2024,” urai Hendra Lembong.
Sama halnya dengan penyaluran kredit konsumer. Segmen ini, jelasnya, perbandingannya dengan akhir September 2024, menggeliat 3,3 persen. Posisinya, sebut dia, yaitu menjadi Rp223,6 triliun.
Moncernya kredit konsumer, jelas dia, berkat perkembangan positif penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yakni bertambah 6,4 persen secara tahunan. “Nominalnya (KPR menjadi Rp138,8 triliun,” sahutnya.
Bagaimana soal pembiayaan sektor-sektor berkelanjutan?
Hendra Lembong membeberkan, saat periode Triwulan III 2025 berakhir, pihaknya menyalurkan kredit berkelanjutan bernilai Rp241 triliun, setara 25 persen total kredit.
“Angka itu pun lebih banyak 12,7 persen daripada penyaluran pada akhir September 2024,” imbuhnya.
Moncernya penyaluran kredit tersebut, kata dia, pihaknya imbangi oleh perkembangan positif rasio Non-Performing Loan (NPL) dan Loan At Riak (LAR), yang masing-masing berada pada level 2,1 persen serta 5,5 persen.
Bicara soal pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK), Hendra Lembong menyatakan, Current Account Saving Account (CASA) masih menjadi back bone.
Itu karena, jelasnya, komposisi CASA alias dana murah, yang terdiri atas tabungan dan giro, yakni meraih 83,8 persen total pengelolaan DPK, atau bernominal Rp999 triliun, bertambah 9,1 ersem secara tahunan. (win/*)