PENTAS.TV – BANDUNG, Beberapa waktu lalu, Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, mengungkapkan adanya “dana menganggur” yang tersimpan pada Bank Indonesia (BI) bernilai ratusan triliun rupiah.
Melihat hal itu, pria asal Bogor ini memutuskan untuk memanfaatkannya. Caranya, melalui penempatan dana kepada perbankan-perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara).
Perbankan-perbankan tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk (Persero), PT Bank Negara Indonesia (BNI)Tbk (Persero), PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk (Persero), dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) (Persero).
Dalam perkembangannya, PT Bank Mandiri Tbk (Persero) menjadi perbankan pertama yang “menghabiskan” dana penyertaan pemerintah tersebut.
Nominalnya Rp55 triliun. Pemanfaatannya, berupa penyaluran kredit pada sektor-sektor produktif.
Tidak mau kalah oleh perbankan berkode emiten BMRI tersebut, kini, kabarnya, giliran PT BRI Tbk (Persero) yang *meludeskan” dana penyertaan pemerintah itu. Angkanya sama dengan PT Bank Mandiri Tbk (Persero), yaitu Rp55 triliun.
Seperti koleganya tersebut, pemanfaatan dana penempatan pemerintah oleh PT BRI Tbk (Persero) untuk memperkuat dan mengagresifkan penyaluran kredit .
Dalam keterangannya, HERY Gunadi, Direktur Utama PT BRI Tbk (Persero), mengklaim, penyaluran kredit yang bersumber pada dana penempatan pemerintah tersebut juga pada sektor-sektor produktif.
“Kami merealisasikan pemanfaatan dana penempatan pemerintah bernilai Rp55 triliun pada 16 Oktober 2025 melalui penyaluran kredit pada sektor-sektor produktif,” tandasnya.
Secara rinci, Hery Gunadi mengungkapkan sektor-sektor yang menjadi penerima manfaat dana penempatan pemerintah itu.
Yakni, sebut dia, pembiayaan bagi sektor mikro bernilai Rp28,08 triliun. Lalu, dana penempatan pemerintah bernilai Rp11,07 triliun, pihaknya salurkan dalam bentuk kredit bagi sektor ntuk korporasi.
“Penerima selanjutnya adalah sektor komersial dan konsumer, masing-masing bernilai Rp10,13 triliun serta Rp6,58 triliun,” sambungnya.
Tuntasnya pemanfaatan dana penempatan pemerintah tersebut, lanjut Hery Gunadi, semakin menambah porto folio penyaluran kredit perbankan berkode emiten BBRI tersebut.
Hingga akhir September 2025, sebutnya, secara konsolidasi dan termasuk pemanfaatan dana penempatan pemerintah, pihaknya menggelontorkan kredit bernilai Rp1.438,1 triliun atau bertambah 6,3 persen secara tahunan.
Mayoritas pembiayaan, tuturnya yakni bagi segmen Usaha Mikro-Kecil,-Menengah (UMKM). Persentasenya, ungkap dia, yakni 67,65 persen atau sekitar Rp1.150,73 triliun.
Agus Noorsanto, Wakil Direktur Utama PT BRI Tbk (Persero), menambahkan, melihat kinerja gemilang tersebut, hingga akhir 2025, pihaknya mencanangkan terciptanya pergerakan positif penyaluran kredit pada posisi 7-9 persen.
Dia mengatakan, pihaknya terus memperkuat sekaligus menyempurnakan fundamental. Satu fokus utamanya, beber dia, yaitu memperbesar porto folio penyaluran kredit yang sehat.
“Selain ituz kami juga terus menambah porsi CASA (Current Account-Saving) guna memperbesar pengelolaan DPK (Dana Pihak Ketiga),” pungkasnya. (win/*)














