PENTAS.TV – BANDUNG, Demi kesempurnaan dan optimalisasi pelayanan berupa pemenuhan kebutuhan transportasi, korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) terus menyusun, menyiapkan, dan sekaligus mengimplementasikan rencana-rencananya melalui beragam inovasi.

Yang terbaru anak usaha korporasi Merah Putih yang dahulu bernama Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), PT KAI (Persero) Commuter Line Indonesia (KCI) berencana mengaktifkan rangkaian fasilitas transportasi khusus bagi kalangan petani dan pedagang.

“Rutenya, Stasiun Merak-Stasiun Rangkasbitung PP. Tahap awal, kami berencana mengaktifkan rute itu sebanyak 14 perjalanan per hari menggunakan Commuter Line Merak,” tandas Karina Amanda, Vice President Corporate Secretary PT KCI, dalam keterangannya.

Suksesor Joni Martinus ini mengatakan, rencana aktivasi Commuter Line Merak sebagai fasilitas transportasi bagi kalangan petani dan pedagang merupakan sebuah inovasi yang pihaknya terapkan. Misinya, agar perekonomian lebih bergairah.

Karina Amanda menuturkan, kereta tersebut berdesain khusus. Namun , sahutnya, tetap menerapkan standar pelayanan minimum.

Misalnya, sebut dia, posisi tempat duduk yang sejajar dengan dinding kereta.

Hal ini, jelasnya, agar ada space yang luas bagi para petani dan pedagang menempatkan barang bawaannya secara lebih aman.

Desainnya, lanjut Karina Amanda, ukuran pintu masuk lebih besar dan lebar sehingga mempermudah para petani atau pedagang membawa barang dagangannya ke dalam kereta, yang berkapasitas 73 seat per gerbong.

Aktivasi Commuter Line Merak sebagai kereta petani dan pedagang, tukasnya, berstatus sebagai kereta ekonomi alias K3, yang berbasis Public Service Obligation (PSO) atau bersubsidi.

Dalam perkembangannya, ungkap Karina Amanda, rute Commuter Line Merak terintegrasi dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Rangkasbitung-Tanah Abang.

Terintegrasinya Commuter Line Merak dan KRL Rangkasbitung-Tanah Abang tersebut, ujar. dia, juga untuk mempermudah para petani atau pedagang melanjutkan perjalanannya ke Daerah Khusus Ibu Kota (DKI )Jakarta dan sekitarnya.

Namun, ketika para petani atau pedagang melanjutkan perjalanannya menggunakan KRL Rangkasbitung-Tanah Abang, terang Karina Amanda, pihaknya menerapkan ketentuan khusus, sesuai regulasi dan standar operasional KRL Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

“Antara lain, dari Stasiun Rangkasbitung,para petani atau pedagang hanya boleh membawa barang bawaannya yang berukuran jumbo pada jadwal keberangkatan KRL Jabodetabek paling awal,” paparnya.

Lebih lanjut, Karina menjelaskan, KAI Commuter terus fokus melaksanakan persiapan, termasuk kebutuhan teknis sarana dan penyusunan regulasi bersama regulator.

Agar rencana aktivasi kereta khusus petani dan pedagang ini bisa segera terealisasi, Karina Amanda membeberkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), berkaitan dengan penetapan regulasinya, faktor keamanan, kenyamanan, dan keselamatan, serta pola operasionalnya, termasuk penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG). (win/*)