PENTAS.TV – BANDUNG, Penilaian bahwa terjadinya beragam dinamika global, berdampak pada berbagai aspek, termasuk ekonomi. Sepertinya, dampak itu pun dirasakan sejumlah pelaku industri dan korporasi tanah air.
Adalah korporasi multi-sektor terakbar di Nusantara, PT Astra International Tbk, yang sepertinya turut merasakan efek dinamika global tersebut.
Sektor otomotif, yang hingga kini, merupakan line up back bone bisnis PT Astra International Tbk, juga terdampak. Penyebabnya, volume penjualan otomotif terkoreksi.
Meski begitu, sektor otomotif tetap berkontribusi positif pada performa dan kinerja PT Astra International Tbk.
Dalam keterangannya, Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, mengakui bahwa secara konsolidasi, perolehan laba bersih korporasi berkode emiten ASII ini terkontraksi.
Pada akhir periode triwulan III 2025, PT Astra International Tbk membukukan laba bersih bernilai Rp24,47 triliun, berkurang 5 persen secara tahunan.
Djony Bunarto Tjondro, melanjutkan, kontraksi juga terjadi pada net income.Ketika periode September 2025 berakhir, lanjutnya, pihaknya meraup net income yang secara tahunan berkurang 1 persen. Nominalnya, kata dia, menjadi Rp243,6 triliun.
Djony Bunarto Tjondro mengklaim, walau perolehan laba bersih terkoreksi 5 persen lebih sedikit daripada periode sama tahun lalu, secara umum, performa dan kinerja jajarannya masih on the track.
Perkembangan kinerja ASII pada akhir bulan kesembilan 2025 tersebut, sebagai dampak tergerusnya laba line up tambang, konstruksi, dan energi.
Pada September 2025, bebernya, laba bersih line up bisnis tersebut, tergerus 26 persen secara tahunan. Nominalnya, kata Djoni Bunarto Tjondro, yakni Rp7,04 triliun.
Djoni Bunarto Tjondro meneruskan, kondisi berbeda terjadi pada line up bisnis lainnya, yakni agrobisnis, teknologi informasi, dan infrastruktur. Ketiganya, ucap dia, mengumpulkan laba bersih yang persentase pertambahannya secara tahunan melebihi 20 persen.
Begitu pula dengan sektor otomotif. Pada September 2025, sahutnya, sektor otomotif membukukan laba bersih Rp8,81 triliun, bertambah 1 persen secara tahunan
Masih positifnya pergerakan line up bisnis otomotif tersebut, kata Djoni Bunarto Tjondro, ditopang kinerja penjualan segmen roda dua alias sepeda motor.
“Penjualan spare part juga menunjang kinerja sektor otomotif,” pungkasnya. (win /*)














