PENTAS.TV – BANDUNG, Agar mobilisasi semakin lancar, efektif, dan efisien, baik orang maupun barang, tentunya, perlu ditopang sistem transportasi yang mumpuni.

Karena itu, sebagai korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menggarap prrteknologian mutakhir, termasuk sistem keamanan, PT Len Industri (Persero) turut aktif memperkuat perkeretaan nasional.

Satu caranya, melalui anak usahanya, PT Len Ralways System (LRS), korporasi Merah Putih yang bermarkas di Jalan Soekarno-Hatta 442 Bandung ini menyempurnakan dan memodernisasi sistem persinyalan kereta.

Lokasinya terbarunya Stasiun Tanah Abang Baru, yang belum lama ini, diresmikan Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2024-2029, Prabowo Subianto.

“Modernisasi sistem persinyalan di Stasiun Tanah Abang Baru itu untuk memperkuat serta menyempurnakan pola operasional KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodebek),” tandas R Helarius Agung Suryantoro, Direktur Utama PT LRS.

Moderenisasi sistem persinyalan itu, lanjut Helarius Agung Suryantoro, merupakan bagian proses transformasi perkeretaan di tanah air sehingga kebutuhan transportasi masyarakat terlayani dan terakomodir secara sempurna, prima, serta optimal.

Terlebih, sambungnya, Stasiun Tanah Abang termasuk jalur tersibuk jalur KRL Commuter Line Jabodetabek.

Penyempurnaan dan modernisasi ini pun, ujarnya, juga agar faktor keselamatan, keandalan, dan efisiensi pola operasional perkeretaan lebih optimal.

Helarius Agung Suryantoro mengemukakan, cakupan modernisasi persinyalan itu antara lain, penataan jalur. Lalu, kata dia, Listrik Aliran Atas.

Selain itu, kata dia, juga meliputi penyesuaian sistem interlocking, integrasi perubahan jalur, dan uji operasional sebagai daya dukung kapasitas dan kelancaran perjalanan, khususnya, pada lintas Stasiun Tanah Abang Baru.

Melalui modernisasi sistem persinyalan, ujarnya, juga menyempurnakan pola serta pengaturan lalu lintas kereta secara lebih fleksibel dan aman, sekaligus meminimalisir terjadinya risiko akibat human error.

“Teknologi ini pun mengontrol pergerakan wesel atau alat pemindah jalur kereta. Tidak itu saja, juga mengatur persinyalan lampu, sehingga setiap pergerakan kereta terproteksi,” paparnya.

Helarius Agung Suryantoro mengungkapkan, teknis modernisasi persinyalan Stasiun Tanah Abang Baru tersebut melalui pergantian seluruh sistem persinyalannya yang lama secara total oleh teknologi terkini.

Yaitu, sebutnya, berupa Sistem Interlocking Elektronik (SIL) modern, SILSafe4000, yang merupakan produk anak bangsa dan sesuai Safety Integrity Level (SIL) 4, standar keselamatan perkeretaan internasional tertinggi.

Helarius Agung Suryantoro membeberkan, selain Stasiun Tanah Abang Baru, sistem SILSafen4000 teraktivasi pada beberapa jalur kereta.

Di antaranya, lintas Jawa Bagian Selatan. Misalnya, Purwokerto-Kroya, Kroya-Kutoarjo, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Solo Jebres-Kedungbanteng, Kedungbanteng-Madiun, Madiun-Jombang, dan Jombang-Mojokerto.

Penerapannya pun, tambahnya, pada jalur yang melintasi Jabar-Jabodetabek. Yaitu, Padalarang-Cicalengka, Loop Line, Center Line, Bogor Line, Cikarang-Cikampek, Bogor, dan Paledang-Cicurug.

Aktivasi SILSafe4000 pun, sahutnya, juga di Wilayah Sumatera dan Sulawesi. “Yakni, Makassar-Parepare (Trans Sulawesi). Sedangkan di Sumatera, yaitu Martapura-Baturaja, Medan-Binjai, Binjai-Besitang, dan Rantau Prapat-Kota Pinang.

Helarius Agung Suryantoro mengklaim bahwa pengimplementasian SILSafe4000 pada KRL Jabodetabek lintas Stasiun Tanah Abang Baru mempercepat headway atau waktu tunggu antar-kereta.Ini, sambungnya, memungkinkan adanya penambahan frekuensi perjalanan KRL

Joga Dharma Setiawan, Direktur Utama PT Len Industri (Persero), menambahkan, keikutsertaan PT LRS dalam proyek modernisasi sistem persinyalan Stasiun Tanah Abang Baru sesuai amanat, yakni tampil sebagai pilar industri keamanan dan teknologi.

“Proyek ini juga memperkuat ekosistem perkeretaan nasional. Yang tidak kalah pentingnya, penerapa. SILSafe4000 pada jalur Stasiun Tanah Abang Baru itu membuktikan kemandirian ndonesia dalam teknologi transportasi kritikal,” tutupnya. (win/*)