PENTAS.TV – BANDUNG, Sejatinya, Jabar punya beragam sektor yang sangat berpotensi menggeliatkan perekonomian. Satu di antaranya, kepariwisataan.

Pada sektor ini, Tatar Pasundan tidak kalah oleh destinasi-destinasi pariwisata lainnya di Indonesia, misalnya Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Seperti destinasi-destinasi pariwisata lainnya, Jabar pun punya berbagai ragam wisata, baik wisata alam, religi, sejarah, kuliner, dan sebagainya.

Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar punya hasrat besar untuk lebih menggeliatkan kepariwisataannya.

Satu di antaranya, bersama korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor transportasi publik, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), memiliki sebuah rencana berkaitan dengan kepariwisataan.

Rencana itu terungkap tatkala Dedi Mulyadi, Gubernur Jabar, bertemu Bobby Rasyidin, Direktur Utama PT KAI (Persero).

Dalam akun Instagram Sang Gubernur, pada pertemuan itu, KDM alias Kang Dedi Mulyadi, sapaan akrabnya orang nomor satu di Bumi Parahyangan tersebut, bersama Bobby Rasyidin, berbicara tentang aktivasi kereta wisata, Jakalelana, yang rutenya Gambir-Cianjur pp.

Tentunya, rute Gambir-Cianjur pp sangat menarik. Pasalnya, rute tersebut tidak hanya memperkuat konektivitas antara Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta dan Cianjur, tetapi juga bisa menggairahkan kepariwisataan bernuansakan kearifan lokal Tatar Pasundan.

Pada jalur tersebut, ada sekitar 17 stasiun yang menjadi titik pemberhentian. Artinya, selain kepariwisataan pada jalur itu yang bergeliat, perekonomian masyarakat sekitarnya juga turut bergairah.

Ke-17 stasiun yang menjadi titik pemberhentian tersebut yakni Manggarai, Cawang, Pasar Minggu, Depok, Citayam, Bogor, Bogor Paledang, Cicurug, Cibadak, Cisaat, Sukabumi, Gandasoli, Cireungas, Lampegan, Cibeber, dan Cianjur.

Di antara stasiun-stasiun itu, Lampegan berpredikat sebagai titik pemberhentian yang spesial.

Penyebabnya, Lampegan merupakan pemberhentian bagi para penumpang yang ingin berwisata ke situs megalitikum, yang konon, lebih uzur daripada Piramida Giza Mesir, Gunung Padang

Pada dokumen “Rencana Perjalanan KA Wisata Gambir-Cianjur”, rencananya, waktu tempuh sekitar 285 menit atau sekitar 4 jam 45 menit

Acuannya, berdasarkan dokumen tersebut, Jakalelana bertolak dari Gambir pukul 08.00 WIB. Kereta wisata itu, tiba di Stasiun Cianjur sekitar pukul 12.45 WIB.

Sedangkan keberangkatan dari Cianjur, waktu tempuhnya sekitar 4 jam 35 menit. Keberangkatannya yakni pukul 16.00 WIB, dan tiba di Stasiun Gambir pukul 20.35 WIB.

Teknis operasionalnya, Jakalelana menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Manggarai-Bogor.Tidak itu saja, pada jalur Jakalelana pun terdapat persilangan dengan rangkaian kereta lainnya. Tepatnya, Stasiun Cireungas, yang merupakan persilangan dengan rangkaian Siliwangi.

Lalu, ada juga persilangan dengan rangkaian Pangrango pada dua Stasiun, yakni Cisaat dan Parungkuda.

Akan tetapi, belum ada kepastian kapan eksekusi aktivasi Jakalelana. Hal itu karena aktivasinya harus menanti terbitnya izin resmi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA). (win/*)