PENTAS.TV- BANDUNG, Demi bergairahnya perekonomian, pemerintah menyusun, merancang, dan mengimplementasikan berbagai program.
Satu di antaranya melibatkan industri-industri perbankan, terutama yang berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD.
Bentuknya, berupa penyaluran pembiayaan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), bagi para pelaku Usaha Mikro-Kecil-Menengah (UMKM).
Di antaranya korporasi-korporasi perbankan BUMN dan BUMD itu, PT Bank Mandiri Tbk (Persero) tampol sebagai penyedia dan penyalur KUR.
Seperti apa realisasinya?
Dalam keterangannya, Bayu Trisno Arief Setiawan, Supervisor (SVP) Micro Development & Agent Banking PT Bank Mandiri Tbk (Persero), mengungkapkan, secara kumulatif, sejak pertama kali muncul, yakni 2008, hingga akhir Oktober 2025, pihaknya menyalurkan KUR bernilai Rp300,52 triliun.
Jumlah penerimanya, lanjut Bayu Trisno Arief Setiawan, yakni sebanyak 3,56 juta debitur .
Khusus Januari-Oktober 2025, Bayu Trisno Arief Setiawan mengemukakan, perbankan berkode emiten BMRI tersebut menyalurkan KUR bernilai masif.
“Yakni, bernominal Rp38,11 triliun. Penyalurannya kepada 329.012 debitur yang merupakan pelaku UMKM,” tandas Bayu Trisno Arief Setiawan.
Realisasi penyaluran KUR tersebut, lanjutnya, berarti, pihaknya segera menuntaskan target penyalurannya selama 2025, yang nominalnya Rp41 triliun.
Artinya, jelas dia, hingga Oktober 2025, pihaknya merealisasikan 92,96 persen target penyaluran KUR tahun ini.
Sektor produksi, ujarnya, menjadi yang paling dominan sebagai penerima KUR. Persentasenya, sahut dia, yakni 61,7 persen atau setara Rp23,43 triliun.
Penerima terbanyak berikutnya, lanjut Bayu Trisno Arief Setiawan, yakni sektor agrobisnis, khususnya pertanian. Nilainya, kata dia, yaitu Rp11,95 triliun atau 31,31 persen total penyaluran KUR hingga akhir Oktober 2025.
Selanjutnya, tambah dia, adalah jasa produksi, yang menerima kucuran KUR bernominal Rp8,13 triliun atau setara 21,34 persen penyaluran pada Oktober 2025.
“Lalu, ada industri pengolahan. Dana KUR yang diterima sektor ini bernilai Rp2,82 triliun atau sekitar 7,41 persen total penyaluran selama Januari-Oktober 2025,” paparnya.
Sisanya, bernilai Rp523 miliar, ujar dia, diterima sektor perikanan. Nilai itu, jelasnya, sekitar 1,37 persen total KUR hingga Oktober 2025.
Meski nilai penyalurannya sangat masif, Bayu Trisno Arief Setiawan mengklaim bahwa risiko Non-Performing Loan (NPL) KUR tetap positif. Pada bulan ke-10 2025, bebernya, rasio NPL KUR tidak melebihi 1 persen. (win/*)














