PENTAS.TV – BANDUNG, Sebagai lembaga pemerintah pada Sektor Jasa Keuangan (SJK), tentunya, Bank Indonesia (BI) senantiasa merumuskan, menyusun, dan mengimplementasikan berbagai strateginya agar perekonomian nasional terus bergeliat.

Yang terbaru, bank sentral Bumi Nusantara ini menginjeksikan dana insentif kepada sektor perbankan. Nominalnya fantastis, yakni ratusan triliun rupiah.

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, mengemukakan, demi bergeliatnya perekonomian, pihaknya memutuskan untuk menyalurkan dana insentif berupa pengurangan
Giro Wajib Minimum (GWM) kepada perbankan.

“Nilai insentif tersebut yakni Rp393 triliun,” tandas Perry Warjiyo pada Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI),

Penyaluran dana insentif itu, lanjutnya, mencakup perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara), yakni PT Bank Mandiri Tbk (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk (Persero), PT Bank Tabungan Negara BTN Tbk (Persero), PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk (Persero), dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) (Persero). Nominal insentifnya, ujar Perry Warjiyo, yakni Rp173,6 triliun.

Lalu, lanjutnya, perbankan berkatagori Bank Pembangunan Daerah (BPD). Angkanya, sebut dia, pada level Rp39,1 triliun.

Selain itu, sambungnya, penyaluran dana insentif itu pun mencakup perbankan swasta nasional. Nominalnya, tambah dia, yaitu Rp174,4 triliun.

Tidak itu saja, imbuh ya, beberapa branch office perbankan asing juga turut menerima dana insentif tersebut. “Nilainya, Rp5,7 triliun.

Namun, lanjutnya, perbankan-perbankan yang menerima dana insentif tersebut adalah yang aktif menyalurkan pembiayaan atau kredit, khususnya, pada sektor-sektor produktif dan berskala prioritas, yang menjadi pilar target pembangunan pemerintah.

Sektor-sektor produktif dan prioritas tersebut, sambungnya, antara lain pertanian, properti atau real estate, dan konstruksi.

Sektor lainnya, sahut dia, yaitu perdagangan dan menufaktur serta transportasi. “Pergudangan dan UMKM (Usaha Mikro-Kecil-Menengah), khususnya segmen ultra mikro, dan green finance alias pembiayaan hijau, juga termasuk sektor prioritas,” papar Perry Warjiyo. (win/*)