Swasembada Pangan Bisa Terwujud, Stok Beras Nasional yang Dikelola Bulog Semakin Berlimpah, Ini Kata Mentan

0
Beras SPHP, satu produk andalan Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berharga terjangkau. (Instagram)

PENTAS.TV- BANDUNG, Pada era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto, pemerintah mencanangkan berbagai program yang harapannya berimbas positif bagi masyarakat. Di antaranya, ingin mewujudkan Bumi Nusantara sebagai negeri swasembada pangan.

Sepertinya, cita-cita pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan berpotensi terealisasi.

Satu indikatornya yakni semakin berlimpahnya stok Cadangan Beras Pemerintah CBP yang dikelola korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).

Mengacu pada data real time periode 29 Mei 2025, volume penyerapan gabah kering setara beras berada yang gencar dilakukan Perum Bulog yakni 2,4 juta ton, tepatnya 2.407.257 ton.

Volume penyerapan gabah kering setara beras oleh Perum Bulog tersebut, apabila perbandingannya dengan pencapaian periode yang sama selama lima tahun terakhir, lebih banyak 400 persen.

Selain itu, Stok CBP yang dikelola Perum Bulog juga merupakan rekor baru sejak korporasi pangan pelat merah itu hadir pada 1969. Posisinya melebihi 4 juta ton, yakni 4.001.059 ton. Sebelumnya, stok CBP sebanyak 3,9 juta ton.

Tentunya, pencapaian itu membuat pemerintah, terutama Kementerian Pertanian (Kementan) sumringah.

Terbukti, Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan), mengapresiasi pihak-pihak yang bekerja keras dan bahu-membahu untuk berkontribusi berkenaan dengan masifnya stok CBP.

Dalam keterangannya, Andi Amran Sulaiman berpendapat, pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen menjadi Rp6.500 per kilo gram dan pengeliminasian sistem rafaksi menjadi strategi jitu pencapaian tersebut.

Selain itu, Andi Amran Sulaiman juga berpendapat, penerapan trik Jemput Bola oleh Perum Bulog juga termasuk jurus ampuh nan efektif untuk menyerap hasil pertanian secara lebih masif dan optimal.

Andi Amran Sulaiman meneruskan, berpatokan pada data Badan Pusat Statistik (BPS), prediksinya, kapasitas produksi beras nasional selama lima bulan perdana 2025 yakni 16,55 juta ton.

Secara tahunan, jelasnya, apabila prediksi produksi beras nasional itu tercapai, volumenya bertambah 11,95 persen secara tahunan.

Ketersediaan CBP Nasional pada level melebihi 4 juta ton itu pun, lanjut Andi Amran Sulaiman, bukan hanya data numerik statistik, melainkan sinyal kuat membaiknya kesejahteraan kalangan petani, sekaligus indikasi semakin kokohnya kemandirian sektor pangan. (win/*)