PENTAS.TV – Bandung, 11 Juli 2025 — Di tengah proses hukum yang masih berjalan atas dua kasus besar yang menyeret nama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (bank bjb), kini institusi keuangan milik pemerintah daerah tersebut kembali dihadapkan pada dugaan kasus baru yang mengusik kepercayaan publik.
Kali ini, dugaan pembobolan dana terjadi di bank bjb Cabang Soreang, Kabupaten Bandung. Informasi yang diperoleh redaksi menyebutkan, total dana yang diduga digelapkan oleh seorang staf internal mencapai Rp2,5 miliar. Peristiwa ini disebut-sebut dilakukan dengan cara mengambil langsung dana dari brankas kantor cabang.
Kabar tersebut mulai mencuat dalam beberapa pekan terakhir, namun tidak banyak diketahui secara luas. Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa sumber internal, terungkap bahwa peristiwa ini baru belakangan terendus dan langsung memicu kehebohan di kalangan karyawan.
“Kasus ini cukup mengejutkan. Aksi pengambilan uang dilakukan oleh staf dari dalam, langsung dari brankas. Totalnya mencapai Rp2,5 miliar,” ungkap salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah pihak menyoroti bahwa informasi mengenai kasus ini tidak disampaikan secara terbuka kepada publik, sehingga menimbulkan spekulasi mengenai adanya upaya menutup-nutupi persoalan tersebut. Padahal, keterbukaan informasi sangat penting bagi institusi publik seperti bank bjb yang mengelola dana masyarakat.
Seorang karyawan bank bjb yang dihubungi membenarkan bahwa kabar tersebut memang tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan internal. “Saya juga mendengar kasus ini. Tapi detailnya belum saya dapatkan secara pasti,” ujarnya singkat.
Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak manajemen bank bjb terkait dugaan pembobolan dana di Cabang Soreang. Publik pun menantikan klarifikasi terbuka dari direksi bank bjb sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas institusi keuangan yang telah lama menjadi tulang punggung perbankan daerah.
Sebelumnya, bank bjb juga tengah menghadapi sorotan tajam atas dua kasus dugaan korupsi besar. Yang pertama adalah perkara pengadaan iklan senilai Rp409 miliar yang kini ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus kedua menyangkut pemberian kredit kepada PT Sritex senilai Rp543 miliar yang kini dalam proses penanganan oleh Kejaksaan Agung.
Dengan munculnya kasus baru ini, tekanan terhadap bank bjb dalam menjaga tata kelola dan integritas internal semakin besar. Pengamat keuangan menilai, kejadian ini menjadi ujian bagi komitmen bank bjb dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance serta sistem pengendalian internal yang ketat.
Pemerhati kebijakan publik juga mendesak agar otoritas terkait, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), turut turun tangan menindaklanjuti dugaan penyimpangan ini untuk memastikan adanya proses penegakan hukum yang transparan serta pemulihan kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan daerah.
Masyarakat kini menantikan langkah cepat dan terbuka dari bank bjb dalam merespons kasus ini, baik melalui penyelidikan internal maupun kerja sama dengan aparat penegak hukum. Transparansi dan penanganan yang tegas menjadi kunci untuk menjaga kredibilitas lembaga keuangan yang telah beroperasi lebih dari setengah abad ini.(Ref.Art.Pikiran Rakyat)