MGMP PKK dan Chlorine Digital Media Hadirkan Program Kreator Affiliate Digital Muda Untuk Majukan Kewirausahaan SMK Jawa Barat

0
Selebaran pelatihan digitalisasi wirausaha SMK di Jabar
Selebaran pelatihan digitalisasi wirausaha SMK di Jabar

PENTAS.TV – Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan pemberdayaan generasi muda kembali menunjukkan langkah progresif.

Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, khususnya Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK), diselenggarakan program bertajuk Kreator Affiliate Digital Muda (KADM) Jagoan Wirausaha Tahun 2025. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Disdik Jabar, PT Chlorine Digital Media, serta MGMP PKK Jawa Barat.

Mengusung semangat kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri kreatif digital, KADM menyasar pelajar SMK, guru SMK, dan masyarakat umum usia produktif.

Tujuannya jelas: membentuk kreator muda yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memiliki orientasi kewirausahaan, berakar pada budaya lokal, serta mampu berkiprah di pasar global.

Kegiatan ini digelar secara hybrid dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Tak hanya menampilkan pembicara kompeten dari dunia pendidikan, kegiatan juga menghadirkan pelaku industri digital, praktisi konten kreatif, dan pakar personal branding.

Seluruh sesi dirancang interaktif dan inspiratif, memberi ruang kepada peserta untuk menemukan potensi diri dan mempelajari lanskap ekonomi digital secara praktis dan aplikatif.

Kepala Bidang PSMK Disdik Jabar, Dr. Edy Purwanto, M.M, membuka kegiatan dengan paparan mendalam tentang pentingnya digitalisasi dalam pendidikan kejuruan.

Menurutnya, era konten digital dan affiliate marketing membuka peluang baru bagi lulusan SMK untuk menjadi wirausaha yang mandiri dan berdaya saing.

“SMK harus menjadi motor penggerak ekonomi digital berbasis budaya lokal. Kita ingin para pelajar tidak hanya menjadi pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan kerja lewat konten yang kreatif, etis, dan bernilai,” ujar Edy.

Senada dengan itu, Dr. Anne Sukmawati, M.M.Pd, selaku Pembina SPW dan KADM Jabar, menekankan pentingnya membangun jejaring antara sekolah dengan ekosistem digital lokal. “Kolaborasi antara pendidikan dan industri ini penting agar kreativitas peserta tidak berhenti di bangku sekolah, tetapi benar-benar hidup dan berdampak di masyarakat,” ungkapnya.

Sesi yang sangat ditunggu peserta adalah pembekalan dari Rhyma Permatasari, S.Psi, praktisi public speaking dan Certified Content Creator BNSP RI. Ia membimbing peserta untuk memahami potensi diri menggunakan pendekatan MBTI Test, mengenali karakter dan gaya komunikasi, serta menyusun personal branding yang autentik.

“Untuk menjadi kreator profesional, seseorang harus tahu siapa dirinya, apa keunikannya, dan kepada siapa ia bicara. Konten yang kuat itu datang dari kejelasan identitas dan misi pribadi,” kata Rhyma.

Ia juga membahas lima prinsip Berani dalam kampanye etika digital, yakni berani melapor, berani berkata tidak, berani maju, berani menolak, dan berani berpihak pada kebenaran. Prinsip-prinsip ini penting agar para kreator muda tidak hanya menjadi penghibur dunia maya, tapi juga pembawa nilai dan perubahan positif.

Menambah semangat peserta, Adam Setia Nugraha, Wakil Direktur PT Chlorine Digital Media sekaligus praktisi film dan konten kreatif, mendorong peserta untuk mampu merangkai narasi yang kuat. “Produk lokal itu punya cerita. Tugas kita sebagai kreator adalah menjadikannya hidup, menyentuh, dan berkesan melalui visual dan suara yang tepat,” jelasnya.

Adam menekankan bahwa teknologi bukan satu-satunya kunci. “Teknologi hanya alat. Yang lebih penting adalah sensitivitas dan keberpihakan pada nilai lokal. Kita harus bisa membumikan konten agar bisa diterima pasar global,” ujarnya.

Acara dipandu dengan apik oleh para guru inspiratif seperti Silvia Retnawati, S.Pd., M.PKimDelisa Kurniasih, S.Pd., dan Yudi Hermawan, M.M. yang menghadirkan suasana hangat, komunikatif, namun tetap profesional.

Peserta diajak untuk melihat dunia digital sebagai ruang tumbuh bersama, bukan ajang kompetisi semata. Dalam sesi akhir, peserta menyampaikan minat dan rencana aksi masing-masing, baik dalam mendukung UMKM lokal, membuat konten budaya daerah, hingga merancang produk digital kolaboratif bersama sekolah dan komunitas.

KADM 2025 bukan sekadar pelatihan, melainkan gerakan membentuk generasi muda kreatif, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman. Dengan bekal pengetahuan, jejaring, dan nilai-nilai budaya, peserta dipersiapkan menjadi jagoan wirausaha digital yang menjunjung tinggi etika dan keberpihakan sosial.

Melalui program ini, Jawa Barat membuktikan komitmennya untuk menjadikan sekolah kejuruan bukan hanya tempat belajar keterampilan, tetapi juga pusat lahirnya solusi ekonomi kreatif yang membumi dan berdampak.