
PENTAS.TV – BANDUNG, Bagi sebuah industri dan dunia usaha, banyak cara agar performa dan kinerjanya tetap apik, solid, dan bergairah.
Di antaranya, melalui aksi korporasi, semisal investasi dan Capital Expanditure (Capex) atau belanja modal. Seperti yang dilakukan korporasi nasional multi-sektpr terakbar di tanah air, PT Astra International Tbk.
Informasinya, pada paruh pertama 2025, korporasi berkode emiten ASII ini menggelontorkan dana Capex megah bernilai fantastis, yakni triliunan rupiah.
Kepada media, Rudy Chen, Wakil Presiden PT Astra International Tbk, mengemukakan pada akhir semester awal 2025, pihaknya merealisasikan Capex bernilai Rp8,8 triliun .
“Pengalokasian dan pemanfaatannya antara lain membeli peralatan berat pada beberapa lini bisnis. Yakni, sektor pertambangan,” tandasnya.
Pemanfaatan dana Capex berikutnya, lanjut Rudy Chen, yakni pada sektor agro. Bentuknya, kata dia berupa replanting.
Lalu, sahutnya, pengadaan mesin produksi. Kemudian, lanjut Rudy Chen, mill spot maintenance atau pemeliharaan lahan.
Tentu saja, tegas dia, pihaknya mengalokasikan dana Capex itu untuk pengembangan main business alias bisnis utamanya yakni sektor otomotif.
“Alokasi Capex pada sektor otomotif yaitu berupa pemenuhan kebutuhan lahan berkenaan dengan pengembangan serta perluasan jaringan. Juga runuk renovasi (jaringan),” paparnya Rudy Chen.
Tidak itu saja, imbuhnya, alokasi Capex itu untuk sektor otomotif yaitu membeli mesin pada Astra Otoparts.
Meski nominalnya masif, ungkapnya, Gelontoran dana Capex pada akhir Juni 2025 tersebut masih jauh lebih kecil daripada proyeksi awal, yang nominalnya sangat megah, yakni Rp26 triliun.
Apakah pada akhir Desember 2025, total Capex tahun ini sesuai proyeksi?
Rudy Chen menyampaikan, pihaknya mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk beragam dinamika.
Jika demikian, ujarnya, tentunya, pihaknya melakukan penyesuaian berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi yang cukup bahkan semakin menantang.
Selain Capex, beber Rudy Chen, pada semester I 2025, pihaknya pun menginvestasikan dana mewah yang nominalnya Rp3,3 triliun.
Penggunaan dana investasi tersebut, sebut Rudy Chen, meliputi kebutuhan untuk menggarap beberapa proyek.
Antara lain, ucapnya, merealisasikan pengembangan gudang logistik. Kemudian, kata dia, pengembangan pada sektor kesehatan.
Bahkan, cetus Rudy Chen, berdasarkan pipeline, tidak tertutup kemungkinan, pada paruh kedua 2025, pihaknya menggarap dan merealisasikan sejumlah pekerjaan atau proyek.
Bicara soal aset, Rudy Chen menginformasikan, bahwa pihaknya memiliki kekayaan yang terus bertambah.
Secara konsolidasi, tutur dia, hingga semester pertama 2025 berakhir, pihaknya memiliki kekayaan berupa aset bernilai Rp487,79 triliun.
“Pada Desember 2024, kami memiliki aset konsolidasi bernilai Rp471,36 triliun. Artinya, perbandingannya dengan 2024, nominal (aset) itu bertambah sekitar 3 persen,” pungkas Rudy Chen. (win/*)