PENTAS.TV – Bandung Zoo menghadapi ujian berat setelah resmi ditutup sejak 6 Agustus 2025. Penutupan ini tidak hanya memicu polemik hukum, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan nasib ratusan satwa serta 145 karyawan yang selama ini menjadi tulang punggung operasional.
Ketua Serikat Pekerja Mandiri Derenten, Yaya Suhaya, menegaskan bahwa meski pintu kebun binatang tertutup, satwa tetap dirawat sesuai standar konservasi. Lebih dari 710 individu satwa masih mendapat pakan, vitamin, dan perawatan kesehatan. “Satwa-satwa tetap kami rawat. Kami tidak mau mereka terlantar atau menderita,” ujarnya, Jumat (12/09/2025).
Yaya mengakui kondisi finansial lembaga sangat berat karena pemasukan dari tiket terhenti total. Meski karyawan masih menerima gaji penuh, ada kekhawatiran hingga kapan kondisi ini bisa dipertahankan. “Kami bersyukur masih dibayar, tapi kami juga khawatir sampai kapan,” tambahnya.
Ia menilai penutupan yang diperkuat police line dilakukan tergesa-gesa dan abai terhadap dampak luas. Selain mengancam satwa, masyarakat kehilangan ruang edukasi dan rekreasi. “Kami mohon maaf kepada adik-adik sekolah dan masyarakat yang ingin belajar tentang satwa. Semua jadi tertunda karena kondisi ini,” ucapnya.
Serikat pekerja mendesak pemerintah pusat dan daerah segera membuka kembali Bandung Zoo. Mereka juga meminta intervensi pihak lain dihentikan karena berpotensi menambah persoalan. “Kami hanya ingin bekerja dan menjaga satwa kami. Jangan biarkan mereka menjadi korban,” tegas Yaya.
Bandung Zoo, yang berdiri sejak 1930, bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga lembaga konservasi resmi. Penutupan berkepanjangan dinilai mengancam keberlangsungan satwa sekaligus kesejahteraan pekerja dan masyarakat yang bergantung pada keberadaannya.
“Pemerintah Kota bisa lebih bijak lagi melihat kondisi Bandung Zoo yang dikelola selama ini. Intervensi dari luar, non Bandung harusnya jadi pengingat bahwa Bandung Zoo tidak seperti yang dikeluhkan,” terang Yaya.