Penumpang Commuter Line Semakin Luber, Jumlahnya Lampaui 10 Juta Orang, Simak Penjelasan KAI

0
Di Wilayah 2 Bandung, Commuter Line melayani 12 juta orang penumpang selama Januari-Agustus 2025. (Instagram)

PENTAS.TV – BANDUNG, Fakta bahwa kereta, baik passenger train maupun logistic train, semakin tampil sebagai moda transportasi terfavorit dan primadona masyarakat semakin tidak terbantahkan.

Khusus kereta penumpang, selama ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) mengaktifkan beberapa jenis. Yakni, kereta jarak jauh, menengah, Commuter Line, Feeder, dan Whoosh alias Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Di antara kereta-kereta tersebut, Commuter Line pun ternyata menjadi primadona dan pilihan utama publik sebagai fasilitas transportasi massal.

Pasalnya, selain tepat waktu, lebih cepat, efektif, dan efisien, tarif Commuter Line, yang berskema Public Services Obligation (PSO) atau bersubsidi, pun super murah.

Karena itu, tidak heran, volume penumpang Commuter Line terus membludak, termasuk di Wilayah 2 Bandung.

Dalam keterangannya, Vice President Public Relations PT KAI (Persero), Anne Purba, menginformasikan, di Wilayah 2 Bandung, volume penumpang Commuter Line terus bertambah.

“Selama delapan bulan terakhir tahun ini atau Januari-Agustus 2025, sebanyak 12,38 juta orang penumpang di Wilayah 2 Bandung terlayani dan terakomodir oleh Commuter Line,” tandas Anne Purba.

Mantan Vice President Corporate Secretary PT KAI (Persero) Commuter Line Indonesia (KCI) ini menjelaskan, secara tahunan, volume penumpang Commuter Line selama Januari-Agustus 2025 itu bertambah 18,08 persen.

Pada periode sama tahun lalu, ungkap Anne Purba, Commuter Line di Wilayah 2 Bandung melayani dan mengakomodir kebutuhan transportasi bagi sebanyak 10,48 orang penumpang.

Di Wilayah 2 Bandung, lanjut Anne Purba, pihaknya mengaktifkan beberapa rangkaian Commuter Line.

Di antaranya, sebutnya, Commuter Line Garut (Purwakarta-Garut pp), yang bertarif Rp14 ribu dan Commuter Line Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka pp), yang berharga tiket Rp5 ribu.

Semakin melubernya penumpang Commuter Line, kata Anne Purba, semakin memperkuat bukti bahwa kereta lokal memang fasilitas transportasi yang sangat diminati dan dibutuhkan publik.

Kehadiran Commuter Line, imbuhnya, tidak hanya memperlancar mobilitas, baik masyarakat maupun barang, tetapi juga bisa penggerak aktivitas berbagai sektor.

Tidak itu saja, Commuter Line juga turut berperan mengurangi emisi karbon. Dasarnya, tercermin pada perbandingan volume penumpang antara Commuter Line dan kendaraan umum jalur darat lainnya.

Kelancaran perjalanan pun mengurangi emisi karbon karena perjalanan kereta tidak terhambat kepadatan dan kemacetan lalu lintas sehingga konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pun lebih efisien. (win /*)