PENTAS.TV – BANDUNG, Statusnya sebagai korporasi perbankan swasta terakbar di tanah air semakin kokoh disandang PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.
Pasalnya, perbankan berkode emiten BBCA itu terus menorehkan performa dan kinerja mentereng.
Dalam konferensi pers virtual, kepada media, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT BCA Tbk, mengemukakan, rasa syukurnya atas pencapaian kinerja positif jajarannya.
Jahja Setiaatmadja mengungkapkan beberapa indikator kinclongnya kinerja perbankan yang dipimpinnya itu.
Antara lain, sebut dia, berkenaan dengan perolehan laba bersih. “Hingga Triwulan I 2025, perolehan laba bersih kami bertambah 9,8 persen secara tahunan. Nominalnya menjadi Rp14,1 triliun,” tandas Jahja Setiaatmadja.
Tidak hanya laba bersih, lanjutnya, hingga Maret 2025, pihaknya pun mencatat perolehan operational revenue bernilai Rp27,9 triliun, bertambah 7,4 persen secara tahunan.
Pergerakan positif revenue itu, jelas dia, antara lain ditopang perolehan Net Interest Income (NIM) yang hingga triwulan perdana 2025, lebih banyak 7,1 persen daripada periode sama 2024 atau posisinya menjadi Rp21,1 triliun.
Faktor penunjang jumbonya perolehan laba bersih, sambung dia, yakni penyaluran pembiayaan atau kredit.
Secara total, kata Jahja Setiaatmadja, hingga Maret 2025, pihaknya menyalurkan kredit bernilai sangat masif, Rp941 triliun atau bertambah 12,6 persen secara tahunan.
Kredit korporasi, kata Jahja Setiaatmadja, merupakan segmen pembiayaan yang paling bergeliat dan paling Akbar nominalnya.
Penyaluran kredit korporasi hingga triwulan I 2025, ujar dia, bergeliat 13,9 persen secara tahunan atau posisinya menjadi Rp443,4 triliun.
Lalu, kata dia, ada Kredit Komersial, yang secara tahunan, menggeliat 9,9 persen. Posisinya, jelas dia, pada level Rp137,4 triliun.
Selanjutnya, tambah Jahja Setiaatmadja, yakni Kredit Konsumer. “Nilai kredit konsumer yang kami salurkan hingga Maret 2025 yaitu Rp225,7 triliun, lebih banyak 11,3 persen daripada realisasi hingga Maret 2024,” urainya.
Yang membuat masifnya penyaluran kredit konsumer, jelasnya, berkat topangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bernilai Rp135,3 triliun atau bertambah 10,5 persen secara tahunan.
Selain itu, tambah dia, juga didukung masifnya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), yang bertambah 12,3 persen secara tahunan atau menjadi Rp67,1 triliun.
Termasuk, imbuh dia, oleh beberapa jenis kredit konsumer lain, yang angkanya Rp23,3 triliun atau bertambah 13,9 persen secara tahunan.
Hebatnya, supern masifnya penyaluran pembiayaan itu diimbangi posisi rasio Non-Performing Loan (NPL) yang positif.
“Posisi NPL pada triwulan pertama tahun ini sangat baik, yaitu 2 persen,” tukas Jahja Setiaatmadja.
Soal pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK), PT BCA Tbk, sepertinya semakin dipercaya publik.
Bagaimana tidak, hingga Maret 2025, total DPK kelolaan PT BCA Tbk sungguh luar biasa. Angkanya ribuan triliun rupiah.
Jahja Setiaatmadja membeberkan, secara total, hingga triwulan perdana 2025, pihaknya memperoleh kepercayaan publik untuk mengelola DPK bernilai Rp1.193 triliun, bertambah 6,5 persen secara tahunan.
Komposisi terakbar DPK, kata dia, yaitu Current Account Savings Account (CASA) alias dana murah yang terdiri atas tabungan dan giro.
Persentase CASA, sebutnya, yakni 82 persen total DPK. Nominalnya Rp979 triliun. Perbandingannya dengan periode sama tahun lalu, tuturnya, lebih banyak 8,3 persen. (win/*)