PENTAS.TV – BANDUNG, Setiap industri dan korporasi, tentunya, memiliki strategi agar performa dan kinerjanya tetap bersinar. Satu di antaranya, akuisisi.
Isu tentang akuisisi dialami produsen otomotif raksasa asal Jepang,Toyota Motor Corporation. Konon, Toyota Motor Corporation berencana untuk mengakuisisi industri asal China yang dilanda badai krisis finansial, Neta Auto.
Gosipnya, rencana Toyota Motor Corporation mengakuisisi Neta Auto yakni untuk memperkuat posisinya pada pasar Negeri The Great Wall tersebut.
Benarkan Toyota Motor Corporation berencana mengakuisisi Neta Auto?
Melansir CarnewsChina, pejabat Toyota Motor Corporation China merespon isu tersebut.
Xu Yiming, Communication Director Guangzhou Automobile Group (GAC) Toyota Company, tidak berkomentar banyak. Bahkan, Xu Yiming mengaku tidak mengetahui kabar akuisisi tersebut.
“Akuisisi Neta? Kami belum dengar kabar itu,” ujarnya singkat.
Soal Neta Auto, informasinya, sejak pertengahan 2024, produsen otomotif asal Negeri Panda ini mengalami kondisi keuangan yang akut. Indikatornya, Neta Auto menghentikan proses produksi. Selain itu, Neta Auto juga memecat pekerjanya secara masif.
Kabarnya, Neta Auto terus mencari sumber pendanaan sehingga krisis finansial teratasi.
Akan tetapi, pada awal pekan kedua Februari 2025, Neta Auto mengabarkan adanya pembatalan pembiayaan bernilai 4,5 miliar Yuan yang setara 624,4 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp10,34 triliun oleh E-round.
Sebenarnya, pada bulan pertama 2025, Neta Auto mengaktifkan lagi aktivitas manufakturnya di Tongxiang.
Namun, proses produksi terhenti akibat minimnya pasokan spare parts, yang berakibat investor batal berinvestasi.
Indikator krisis finansial Neta Auto berikutnya berdasarkan kerugian. Selama tiga tahun, Industri The Forbidden City itu mengalami kerugian bernilai fantastis, yakni 18,3 miliar Yuan yang setara 2,53 miliar Dolar AS atau sekitar Rp42,08 triliun.
Tidak itu saja, isunya, Neta Auto juga terlilit utang bernominal jumbo kepada supplier spare parts. Nilainya sekitar 6 miliar Yuan, setara 832,59 juta dolar AS atau sekitar Rp13,79 triliun.
Situasi dan kondisi yang dialami Neta Auto ii diperparah oleh kinerja penjualannya. Selama Januari-Desember 2024, Neta Auto hanya sanggup menjual sekitar 64 ribu unit.
Bahkan, pada Januari 2025, performa dan kinerja penjualannya sangat terpuruk. Volume penjualan Neta Auto terkuras hampir 100 persen, tepatnya 98 persen, secara tahunan, atau menjadi 110 unit. (win/*)