PENTAS.TV – BANDUNG, Anggapan bahwa kereta semakin menjelma sebagai moda transportasi terfavorit dan primadona masyarakat bukan isapan jempol.
Terbukti, selama Masa Angkutan Idul Fitri 2025, penumpang kereta semakin berjejal. Indikatornya, tercermin pada volume penjualan tiket.
Kuswardoyo Manager Hubungan Masyarakat Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, mengemukakan, selama Masa Angkutan Idul Fitri tahun ini, yakni 21 Maret -11 April 2025, pihaknya mengalokasikan355..696 lembar tiket.
Selama periode 21-26 Maret 2025, kata Kus, sapaan akrabnya, penjualan tiket pada posisi 268.277 lembar.
“Secara rata-rata, selama 21-26 Maret 2025, rasio okupansi penumpang yakni 75,4 persen,” ujarr mantan Manager Humas PT KAI (Persero) (Daop) 3 Cirebon tersebut.
Bicara soal pelayanan, Kus menegaskan, pihaknya sangat berkomitmen kuat agar seluruh perjalanan aman, lancar, nyaman, dan kondusif. Karena itu, ucapnya, pihaknya menyusun beragam strategi.
Umpamanya, ujar dia, dalam hal pengamanan, pihaknya menyiagakan 783 personel pengamanan gabungan.
Terdiri atas, sambungnya, personil keamanan internal yang didukung Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Seluruh personil itu, tukasnya, penempatannya pada lokasi-lokasi strategis. Tidak hanya stasiun-stasiun, tetapi juga jalur rel, termasuk selama perjalanan.
Demi mempermudah antisipasi atau pengungkapan kemungkinan terjadinya kasus kriminal atau sejenisnya, tambah Kus, para petugas keamanan berpatroli secara rutin.
‘Kami pun mengaktifkan CCTV (Closed Circuit Television) pada titik-titik strategis dan penempatan tim K-9 Brimob (Brigade Mobil) Polda (Kepolisian Daerah) Jabar,” paparnya.
Selain itu, imbuh Kus, pihaknya mengaktifkan personil-personil untuk mengecek seluruh sarana dan prasarana, semisal lokomotif, jalur rel, dan lainnya.
Yang tidak kalah pentingnya, sahutnya, pihaknya juga menmanfaatkan aktivasi posko-posko terpadu secara optimal.
Tidak itu saja, tambahnya, pihaknya pun fokus memantau 72 titik Daerah Pemantauan Khusus (Dapsus) atau kawasan rawan bencana hidrometeorologi, seperti pergerakan tanah, longsor, banjir, pohon tumbang, dan lainnya.
“Kami juga menyiagakan petugas penjaga perlintasan sebidang. Hal ini merupakan upaya kami mencegah sekaligus meminimalisir terjadinya kecelakaan,” urai Kus. (win)