PENTAS.TV – BANDUNG, Putusan pemerintah untuk lebih menggeliatkan aktivasi kereta berskema Public Service Obligation (PSO) alias bersubsidi, berdampak sangat positif.
Terbukti, berbasis tarif tiket yang terjangkau, kereta PSO membuat masyarakat bisa lebih bermobilitas.
Karena itu, tidak heran, kereta PSO benar-benar semakin menjelma sebagai fasilitas transportasi terfavorit dan primadona masyarakat.
Fakta itu kian diperkuat oleh terus membludaknya volume penumpang. Data PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) menunjukkan, pada periode 2021-2024, volume kereta PSO terus bertambah.
Anne Purba, Vice President Public Relations PT KAI (Persero), dalam keterangannya, menginformasikan, pada 2021, pihaknya melayani sebanyak 145 juta orang penumpang kereta PSO.
“Tahun berikutnya (2022), ada sekitar 255 juta orang penumpang kereta PSO yang kami layani,” tandas Anne Purba.
Mantan Vice President Corporate Secretary PT KAI (Persero) Commuter Line Indonesia (KCI) tersebut meneruskan, satu tahun kemudian atau 2023, volume penumpang kereta PSO semakin banyak. Jumlahnya, kata dia, sekitar 347 juta orang.
Tahun lalu (2024), tambah Anne Purba, volume penumpang kereta PSO semakin berjubel dan membludak. “Yakni menjadi sekitar 427 juta orang,” sebut dia.
Bagaimana tahun ini?
Anne Purba mencetuskan, hingga Desember 2025, pihaknya memproyeksikan volume penumpang kereta PSO pada level 421 juta orang, tepatnya 431.391.252 orang.
Proyeksi itu terdiri atas, jelasnya, kereta PSO jarak jauh sebanyak 11.525.805 orang. Sisanya, lanjut Anne Purba, sebanyak 409.865.447 orang merupakan proyeksi penumpang kereta PSO lokal dan perkotaan, termasuk Commuter Line.
Bicara soal volume penumpang selama Januari-April 2025, Anne Purba mengungkapkan, secara group, pihaknya melayani 157.161.247 orang penumpang, bertambah 9,01 persen secara tahunan.
Periode sama 2024, sambung wanita berkacamata ini, pihaknya melayani sebanyak 144.173.430 orang penumpang.
Commuter Line, tambah Anne Purba, tetap menjadi kereta terlaris dan terfavorit selama Januari-April 2025. Volume penumpangnya, ujar dia, sebanyak 125?818.020 orang.
Primadona berikutnya, tutur dia, yakni kereta jarak jauh. Selama empat bulan awal tahun ini, beber Anne Purba, sebanyak 17.709.671 orang penumpang kereta jarak jauh terlayani.
Posisi The Big Three, imbuhnya, ada Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). Selama Januari-April 2025, LRT Jabodebek melayani 8.434.674 orang penumpang.
Selanjutnya, sebanyak 1.853.555 orang memilih Whoosh alias Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebagai fasilitas transportasi. Ini menyebabkan kereta yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) itu menjadi moda transportasi terfavorit keempat.
“Kemudian, Kereta Bandara (bandar udara) yangelayani 1.7.45.674 orang penumpang,” sahutnya.
Aktivasi LRT Sumatera Selatan (Sumsel), imbuhnya, juga direspon publik secara positif. Pada empat bulan perdana 2025, sebanyak 1.462.303 orang menggunakan LRT Sumsel.
Sedangkan volume penumpang Kereta Wisata dan Transaksi Sulawesi rute Makassar-Parepare, masing-masing melayani 58.636 orang penumpang serta 79.622 orang penumpang. (win/*)