PENTAS.TV – BANDUNG, Sebagai korporasi public service, tentunya, korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor transportasi massal, PT Kereta Api Indonesia (KAI) ( Persero) punya dua misi.
Misi pertama berkaitan dengan bisnis. Caranya, mengakrifkan beragam produk pelayanan termasuk kereta komersil. Misalnya, melalui beberapa anak usahanya, seperti PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), PT KAI (Persero) Wisata (KA Wisata), dan lainnya.
Misi kedua, melayani sekaligus memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat bertarif terjangkau alias murah. Jurusnya, mengaktifkan kereta-kereta berbasis Public Service Obligation PSO atau bersubsidi, baik kereta jarak jauh maupun Commuter Line.
Bicara soal kereta PSO, Anne Purba, Vice President Public Relations PT KAI (Persero), menegaskan, meski berskema subsidi, pihaknya tidak mengurangi kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Terlebih, ujarnya, kereta semakin menunjukkan kapasitasnya sebagai moda transportasi masyarakat terfavorit.
Karena itu, agar kereta, khususnya yang berskema PSO, tetap menjadi pilihan utama, tahun ini ,cetus Anne Purba, pihaknya menetapkan sebuah pencanangan. Yakni, jumlah penumpang yang terus bertambah.
“Tahun ini, kami memproyeksikan total volume penumpang kereta PSO sebanyak 18,7 juta orang, tepatnya 18.772.516 orang,” tandas mantan Vice President Corporate Secretary PT KAI (Persero) Commuter Line Indonesia (KCI) tersebut.
Proyeksi volume penumpang kereta PSO selama 2025 itu, jelasnya, mayoritas adalah kereta jarak jauh. Yakni, ungkap dia, berjumlah 11.525.805 orang.
Sisanya, sambung dia, sebanyak 7.246.711 orang merupakan penumpang kereta lokal PSO.
Pencanangan proyeksi volume penumpang kereta PSO tersebut, kata Anne Purba, termasuk bagian rencana dan kebijakan pemerintah, utamanya Direktorat Jenderal Perkeretaan (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Isi rencana dan kebijakan itu, tuturnya, yaitu ketersediaan fasilitas transportasi massal bertarif terjangkau yang aman dan kondusif, serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara merata.
Pihaknya, tegas Anne Purba,optimistis bisa merealisasikan proyeksi volume penumpang kereta PSO selama 2025 tersebut.
Dasarnya, sahut Anne Purba, yakni realisasi volume penumpang selama Januari-April 2025. Pada empat bulan awal 2025, pihaknya melayani 5.788.555 orang penumpang kereta PSO.
Jumlah itu, terangnya, setara dengan 97,25 persen proyeksi selama empat bulan perdana tahun ini, yaitu 5.952.111 orang.
Volume penumpang kereta jarak jauh PSO menjadi terbanyak. Jumlahnya selama Januari-April 2025;, yakni 3.756.486 orang.
Angka itu, ucapnya, 4 persen melebihi proyeksi awal, yang banyaknya 3.611.417 orang penumpang.
Sedangkan sebanyak 2.032.069 orang, tambahnya, merupakan penumpang kereta PSO lokal.
Volume penumpang kereta PSO lokal periode empat bulan perdana tahun ini tersebut setara dengan 86,8 persen proyeksi, yang jumlahnya 2.340.694 orang.
Meski realisasi total volume penumpang kereta PSO selama Januari-April 2025 belum 100 persen sesuai proyeksi, Anne Purba mengklaim bahwa pencapaian tersebut menunjukkan adanya respon positif publik.
“Selain itu, lanjutnya, juga semakin mengukuhkan bahwa aktivasi kereta bersubsidi tepat sasaran karena memang masyarakat membutuhkan fasilitas transportasi andal, aman, lancar, dan kondusif serta bertarif terjangkau,” paparnya. (win/*)