
PENTAS.TV – BANDUNG, Sejatinya, Jabar memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam berbagai sektor. Satu di antaranya, sektor pertanian.
Buktinya, wilayah Cirebon menjadi kontributor penyerapan gabah kering setara beras di Indonesia.
Mohamad Alexander, Pemimpin Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Jabar , mengungkapkan, di antara delapan kantor cabang, Perum Bulog Cabang Cirebon berkontribusi terbanyak berkenaan dengan hasil penyerapan gabah kering setara beras secara nasional.
“Posisi hasil penyerapan gabah kering setara beras yang dikelola Perum Bulog Cabang Cirebon hingga 21 Mei 2025 yakni 112.753 ton. Bahkan, volume penyerapan itu menjadi yang rekor baru karena terbanyak selama ini,” tandasnya.
Mohamad Alexander berpendapat, masifnya hasil penyerapan gabah kering setara beras di wilayah kerja Perum Bulog Cabang Cirebon tersebut bukan tanpa alasan.
Pasalnya, hingga kini, daerah tersebut memang berpredikat sebagai sentra produksi dan lumbung padi nasional.
Berlimpahnya hasil penyerapan tersebut, tuturnya, berkat penerapan berbagai cara dan strategi. Antara lain, berkolaborasi apik dengan para stakeholder, yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), pemerintah daerah, dan seluruh mitra.
Tidak itu saja, sambungnya, terbentuknya Tim Jemput Gabah, yang di Cirebon terdiri atas 25 tim, juga sangat berperan serta berandil atas hasil penyerapan gabah kering setara beras tersebut.
Selain Cirebon, Mohamad Alexander mengungkapkan, Perum Bulog Cabang Indramayu pun termasuk titik penyerapan terakbar di Indonesia.
Hasil penyerapan gabah kering setara beras yang dikelola Perum Bulog Cabang Indramayu hingga 21 Mei 2025, bebernya, berbobot 95.672 ton.
“Keberhasilan Indramayu diikuti oleh Perum Bulog Cabang Karawang, titik penyerapan terbanyak keempat nasiomal. Volume penyerapannya 77.581 ton,” paparnya.
Secara kumulatif, Mohamad Alexander mengatakan, volume penyerapan gabah kering setara beras di tatar Pasundan yakni 389.527 ton.
Dia menerangkan, hasil penyerapan secara kumulatif itu setara 70,74 persen target yang ditetapkan pemerintah hingga berakhirnya periode Mei 2025, yaitu sebanyak 550.674 ton.
“Otomatis, hasil penyerapan itu semakin memperkokoh stok beras Jabar,” lanjut Mohamad Alexander.
Dia menyebutkan, posisi stok beras yang pihaknya kelola sangat berlimpah. Volumenya, ujarnya, sebanyak 563.056 ton. Angka inu pun merupakan rekor baru karena menjadi volume stok beras terbanyak selama ini.
Mohamad Alexander memprediksi, tidak tertutup kemungkinan, stok beras Bumi Parahyangan bisa bertambah. Penyebabnya, beberapa kota-kabupaten di Jabar masih melangsungkan proses panen raya.
Selain itu, tambah Mohamad Alexander, seluruh stok beras tersebut juga memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Pencapaian tersebut, kata dia, membuktikan bahwa pihaknya sangat berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan.
“Sekaligus memperkuat stabilitas serta mendukung dan merealisasikan cita-cita pemerintah, yakni swasembada pangan,” tutup Mohamad Alexander. (win)