Terungkap Nilai Investasi Industri Otomotif di Indonesia, Angkanya Fantastis, Apa Efeknya? Simak Penjelasan Kemenperin

0
Satu aktivitas proses produksi sebuah industri otomotif kendaraan bermotor roda empat. (Instagram)

PENTAS.TV – BANDUNG, Bagi dunia otomotif, tidak pelak lagi bahwa Indonesia merupakan pasar yang seksi. Satu indikatornya tercermin pada nominal investasi para produsen otomotif di tanah air.

Informasinya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan, hingga kini, nominal investasi industri otomotif di Bumi Nusantara bernilai super jumbo.

Kepada media, Mahardi Tunggul Wicaksono, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, mengemukakan, secara total, nilai investasi industri otomotif yakni Rp174,31 triliun.

Nominal itu, jelasnya, merupakan akumulasi atau penggabungan industri otomotif sub-sektor kendaraan bermotor roda dua, roda tiga, dan roda empat.

Masifnya investasi itu, sambung dia, berefek positif, yakni pada penyerapan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang terserap industri otomotif berkat investasi bernominal akbar itu sebanyak 99.700 orang.

Saat ini, ujarnya, ada sebanyak 32 industri otomotif kendaraan roda empat, di tanah air. Seluruhnya, sebut dia, berkapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun. “Daya serap tenaga kerjanya 69.390 orang,” ujar Mahardi Tunggul Wicaksono.

Khusus industri otomotif kendaraan bermotor roda empat, lanjutnya, selama 2024, mampu memproduksi sebanyak 1,19 juta unit. Volume penjualannya, sambung dia, yakni 865 ribu unit.

Tidak itu saja, selama 2024, tuturnya, industri otomotif kendaraan bermotor roda empat pun mencatat ekspor 472 ribu unit dalam bentuk utuh alias Completely Built Up (CBU).

Tahun ini, tambahnya, selama triwulan I 2025, kapasitas produksi industri otomotif kendaraan bermotor roda empat sekitar 288 ribu unit.

“Volume penjualannya pada posisi 205 ribu unit. Lalu, kinerja ekspor CBU berjumlah 110 ribu unit. Sedangkan impor CBU sebanyak 11 ribu unit,” paparnya.

Mahardi Tunggul Wicaksono pun menjelaskan kinerja industri otomotif kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga.

Pada segmen roda dua dan roda tiga, Mahardi Tunggul Wicaksono menggemukan, saat ini, ada sekitar 73 produsen dan menyerap tenaga kerja sebanyak 30.310 orang.

Total produksinya, beber dia, yakni sekitar 10,72 juta unit per tahun. Pada ,2024, kata dia, industri otomotif kendaraan bermotor roda dua memproduksi sebanyak 6,91 juta unit .

“Kinerja penjualannya berjumlah 6,33 juta unit. Sebanyak 572 ribu unit tercatat sebagai kinerja ekspor CBU,” ucapnya.

Memasuki periode 2025, tambahnya, selama tiga bulan perdana 2025, kapasitas produksi industri otomotif kendaraan bermotor roda dua berjumlah 1,81 juta unit.

Sebanyak 1,68 juta unit, tukasnya, terjual. Lalu, imbuhnya, sekitar 134 ribu unit masuk data ekspor CBU.

Agar performa dan kinerja industri otomotif terus bergeliat, Mahardi Tunggul Wicaksono menyatakan, pemerintah siap menggelontorkan insentif melalui beberapa bentuk, seperti paket stimulus.

Misalnya, sahutnya, penerapan insentif 0 persen bagi bea masuk. Tujuannya, jelas dia, lebih mengakselerasi terbentuknya ekosistem Electric Vehicle (EV) di Indonesia.

Selanjutnya, penerapan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) 15 persen.

Selain itu, Mahardi Tunggul Wicaksono meneruskan, ada insentif PPnBM-DTP 10 persen bagi industri otomotif, khususnya mobil dan bus berbasis elektrik, yang memenuhi persyaratan rasio Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimalnya ,40 persen.

“Sedangkan bagi industri otomotif yang memproduksi mobil serta bus elektrik berasio TKDN pada level 20-40 persen, insentif PnBM-DTP sebesar 5 persen,” urainya.

Sedangkan bagi industri otomotif yang memproduksi kendaraan berskema Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan tercatat sebagai member program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), insentif PPnBM-DTP sebanyak 3 persen. (win)