PENTAS.TV – BANDUNG, Predikat sebagai moda transportasi terfavorit dan primadona masyarakat layak disandang kereta, baik berkatagori kereta lokal, Commuter Line, jarak jauh, maupun kereta non-reguler yakni Whoosh alias Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Satu indikator bahwa kereta termasuk moda transportasi pilihan utama publik tanah air, tercermin pada volume penumpang rute Jakarta-Bandung.

“Pada rute ini, masyarakat punya beberapa opsi. Antara lain, menggunakan Whoosh,” tandas Anne Purba, Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), dalam keterangannya.

Mantan Vice President Corporate Secretary PT KAI (Persero) Commuter Line Indonesia (KCI) ini mengungkapkan, selama Januari-September 2025, pihaknya melayani jutaan orang penumpang pada rute Jakarta-Bandung.

“Selama sembilan bulan pertama 2025, kami mencatat, volume penumpang rute Jakarta-Bandung yang memilih Whoosh berjumlah 4.524.365 orang. Tahun sebelumnya, sekitar 6,06 juta penumpang terlayani Whoosh,” paparnya.

Sejak pertama kali aktif pada Oktober 2023, lanjut Anne Purba, hingga periode September 2025 berakhir, volume penumpang Whoosh berjumlah sekitar 11,72 juta orang.

Pencapaian itu, lanjut Anne Purba, menjadi pertanda bahwa respon masyarakat pada moda transportasi cepat, modern, dan terintegrasi serta berwaktu tempuh Jakarta–Bandung hanyar 45 menit tersebut semakin positif.

Opsi berikutnya, kata Anne Purba, yakni menggunakan Parahyangan. Kereta legendaris ini, kata Anne Purba, memang moda transportasi terfavorit masyarakat yang ingin wara-wiri Jakarta-Bandung atau sebaliknya secara langsung.

Totalnya, sahut dia, selama Januari-September 2025, kebutuhan transportasi rute Jakarta-Bandung bagi sebanyak 655.345 orang penumpang terlayani dan terakomodir Parahyangan.

Perbandingannya dengan periode sama 2024, realisasi volume penumpang Parahyangan pada triwulan III 2025 lebih banyak. “Januari-September 2024, volume penumpang Parahyangan berjumlah 472.535 orang,” ujarnya.

Selain Parahyangan dan Whoosh, bebernya, ada opsi ketiga bagi masyarakat yang ingin bepergian Jakarta-Bandung.

Menariknya, opsi ketiga ini biayanya sangat terjangkau, yakni sekitar Rp20 ribu. Caranya, ucap Anne Purba, menggunakan beberapa kereta yang saling terintegrasi.

” Yaitu, perpaduan KRL (Kereta Rel Listrik) Cikarang Line, kereta lokal Walahar Ekspres, dan Cibatuan,” beber Anne Purba.

Dari Betawi, jelas Anne Purba, masyarakat cukup merogoh kocek Rp3.000-Rp6.000 untuk menggunakan KRL Jabodetabek menuju Stasiun Cikarang.

Setibanya di Stasiun Cikarang, tukasnya, masyarakat bisa melanjutkan perjalanannya menggunakan Walahar Ekspres Tarifnya, ucap dia, sangat terjangkau, yakni Rp4.000. Titik tujuannya, Stasiun Purwakarta.

Dari Stasiun Purwakarta, tambah Anne Purba, perjalanan berlanjut menuju Stasiun Bandung atau Kiaracondong menggunakan Commuter Line Garut atau Cibatuan. “Tarifnya, sekitar Rp8.000,” imbuh Anne Purba.

Bicara soal volume penumpang KRL Cikarang Line, Walahar Ekspres, dan Cibatuan, yang menjadi lintas Jakarta-Bandung, Anne Purba menginformasikan, jumlahnya sangat masif.

Pada Januari-September ,2025, KRL Cikarang Line melayani sebanyak 62.672.487 orang penumpang.

“Walahar Ekspres menjadi transportasi pilihan bagi 3.025.464 orang penumpang, lebih banyak daripada Januari-September 2024, yang jumlahnya 2.826.012 orang penumpang,” urai Anne Purba.

Sedangkan volume penumpang Cibatuan, sambungnya, selama sembilan bulan awal 2025, berjumlah 2.034.167 orang.

Jadi, secara kumulatif, beber Anne Purba, volume penumpang kereta Jakarta-Bandung, baik menggunakan Whoosh, Parahyangan, maupun kereta Commuter Line lintas Jakarta (KRL Cikarang Line, Walahar Ekspress, dan Cibatuan) selama Januari-September 2025 melebihi 70 juta orang

“Tepatnya, 72.911.828 orang,” pungkas Anne Purba. (win/*)