PENTAS.TV – BANDUNG, Banyak cara dan upaya yang dilakukan pemerintah demi memperkuat kesejahteraan masyarakat, termasuk melahirkan generasi-generasi unggul.

Di antaranya, melalui program yang berkaitan dengan pangan, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sebagai korporasi perbankan berlabel Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), tentunya, PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk (Perseroda) alias bank bjb punya kepentingan agar agenda MBG, khususnya di Tatar Pasundan, bergulir secara sempurna, prima, dan optimal, tanpa kendala apa pun.

Bagaimana caranya?

Menukil laman resmi bank bjb, korporasi perbankan yang bermarkas di Jalan Naripan Bandung itu, ternyata, pro-aktif mendukung dan menyukseskan MBG.

Kiatnya, bank bjb menyalurkan kredit melalui program pembiayaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“MBG adalah program yang digulirkan pemerintah. Tentunya, kami sangat mendukung setiap program pemerintah, termasuk bergulirnya MBG,” tandas Anet Yulistian, Pemimpin bank bjb Cabang Tasikmalaya, dalam sebuah diskusi “MBG:Antara Fakta, Harapan, dan Solusi”.

Anet Yulistian menegaskan, demi kesuksesan dan kelancaran MBG, pihaknya menyiapkan program pembiayaan investasi guna membangun sekaligus memperkokoh SPPG, yang berperan sebagai pusat pengolahan makanan MBG.

Program pembiayaan investasi tersebut, lanjutnya, berdasarkan beberapa pertimbangan. Di antaranya, jelas dia, pihaknya menilai MBG merupakan sebuah program investasi bersifat long term yang misinya memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) pada masa mendatang, tidak hanya soal pemenuhan gizi.

Pembiayaan investasi itu, jelasnya ,mencakup beberapa hal. Antara lain, sebutnya, pembiayaan pendirian atau renovasi dapur SPPG. Termasuk, tegasnya, re-financing.

Tentu saja, lanjut dia, program pembiayaan investasi ini sebagai daya dukung bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan MBG, semisa yayasan atau mitra pelaksana agar pembangunan atau renovasi dapur SPPG lebih terakselerasi.

Pihaknya pun, sahut dia, memandang SPPG tidak hanya bisa membentuk ekosistem pangan sehat, tetapi juga membuka peluang kerja baru sehingga perekonomian daerah lebih tangguh dan bergeliat.

“Selain itu, juga turut menciptakan kemandirian pangan,” tutup Anet Yulistian. (win/*)