PENTAS.TV-BANDUNG, Bisnis anggrek sejatinya hingar bingar. Di kalangan pecinta apalagi di pebisnis anggrek, kreativitas tumbuh subur. Beragam variasi anggrek baru berkembang dengan sangat pesat. Namun
peraturan pemerintah praktis tidak mendukung sama sekali.

Romlah Wikardi, Ketua Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) Jawa Barat mengungkapkan setiap tahunnya ada sejumlah varian anggrek anyar yang dikembangkan. Ia merujuk pada sejumlah anggrek yang sudah tersertifikasi di ranah internasional. “Varian baru itu sudah kami sertifikasi di tingkat internasional”, ungkapnya.

Kreatifitas pecinta apalagi pebisnis anggrek menurutnya sangat luar biasa. Buktinya teman-teman anggota PAI Jawa Barat tidak pernah berhenti mengembangkan anggrek varietas baru. Belum lagi di ranah komersil. Di ranah ini para pebisnis anggrek melakukan pengembangan di lima level yang ada yakni botolan, seedling, remaja, dewasa, dan bunga.

Dipaparkannya di ranah bisnis anggrek mulai dari pembibitan dalam bentuk biji, pemasaran, pembesaran, pengembangan dan pembiakan dalam bentuk bunga. Di sisi lain, perputaran uang yang beredar sangat lumayan.
Bayangkan, salah satu jenis varietas anggrek dengan tiga bunga saja sudah mencapai Rp. 350.000. Artinya ada perputaran uang yang nyata dalam bisnis ini.

Para pebisnis terus mengembangkan kreativitas dari semua lini. Bagi mereka untuk bertahan hidup harus kreatif. Tak heran jika kreativitas di kalangan pebisnis anggrek terus tumbuh dan berkembang.

Salah satu contohnya adalah bisnis penyewaan bunga anggrek. Di bandung saja ada sejumlah orang yang menekuni bisnis ini. Contohnya Arief Setiono.

Pria bertubuh tegap ini sudah menekuni bisnis anggrek sejak enam tahun silam. Bermula dari kecintaannya pada bunga anggrek. “Yang namanya hobi sudah tidak mengenal waktu. Kudu leukeun ngoprek anggrek (harus fokus merawat anggrek). Sejak saat itulah Ia mulai mengembangkan bisnis penyewaan anggrek. Diungkapkannya, penyewaan anggrek ini berkembang cukup baik. Ia menyebut sejumlah perkantoran dan perbankan mulai merias diri dengan anggrek. Seperti Bank BCA, BJB dan juga sejumlah hotel dan perusahaan yang semakin banyak mempercantik diri dengan bunga anggrek.

Bisnis anggrek ini diyakini menjadi salah satu penyerap tenaga kerja. Terlebih lagi di sisi bisnisnya tidak pernah mati. Harga anggrek mirip dengan tipikal harga emas yang terus naik. Karena itulah kini banyak pihak yang mulai melirik bisnis ini. Terlebih bisnis ini menyerap tenaga kerja. Namun sayang kreativitas yang luar biasa di dunia anggrek kurang mendapat dukungan dari pemerintah dengan aturan yang nyata dengan bisnis ini.

Arief mencontohkan peraturan yang ada saat ini sungguh membelenggu pebisnis anggrek. Di dunia internasional, permintaan terhadap anggrek Indonesia sangat tinggi namun aturan eksportnya sangat rumit. Bisnis anggrek ibarat kreativitas yang tumbuh pesat di pihak swasta, namun peraturan yang dikeluarkan pemerintah kurang mendukung kreativitas tersebut.(GIH/*)