PENTAS.TV – BANDUNG, Pencapaian kinerja apik merupakan kewajiban bagi setiap korporasi, terlebih yang berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Karena itu, sebagai korporasi perbankan pelat merah, PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk (Perseroda) alias bank bjb terus menyusun dan mengimplementasikan beragam strateginya agar tetap berperforma dan berkinerja mentereng.

Hasilnya, perbankan yang bermarkas di Jalan Naripan Bandung itu tetap membukukan performa dan kinerja positif.

Apa indikator dan buktinya?

Dalam agenda Earnings Call 3Q 2025 dan Public Expose 2025,, hingga periode September 2025 berakhir, bank bjb meraup laba konsolidasi sebelum pajak bernilai mewah. Angkanya Rp1,37 triliun.

Selain laba bersih, hingga berakhirnya bulan kesembilan 2025, bank bjb membukukan interest Income bernilai Rp12,78 triliun, melebihi realisasi periode sama tahun lalu, yang angkanya Rp11,62 triliun.

Namun, hingga triwulan III 2025, ada beban bunga yang harus ditanggung bank bjb. Nominalnya Rp7,27 triliun.

Artinya, secara kalkulasi, hingga September 2025, bank bjb membukukan Net Interest Income bernominal Rp5,5 triliun, lebih banyak daripada triwulan III 2024, yang nilainya Rp4,8 triliun.

Kementerengan performa Bank BJB berikutnya yakni semakin bergelimang kekayaan. Pasalnya, hingga September 2025, bank bjb punya aset bernilai total Rp215,86 triliun, melebihi realisasi akhir September 2024, yang nominalnya Rp210,03 triliun.

Indikator selanjutnya yakni gacornya penyaluran kredit. Pada akhir September 2025, bank BJB menggelontorkan pembiayaan bernilai total Rp142,9 triliun.

Jumlah itu melebihi nilai penyaluran pembiayaan pada periode sama tahun lalu, yakni bernominal Rp138,04 triliun.

Moncernya penyaluran kredit tersebut diimbangi oleh perkembangan rasio Non-Performing Loan (NPL). Pada Septembe 2025, rasio NPL Gross bank bjb yakni 2,67 persen. Sedangkan rasio NPL net pada level 1,17 persen.

Tidak hanya penyaluran kredit yang menunjukkan pergerakan positif, hingga September 1015, bank bjb mencatat total nilai pengelolaan Dana pihak ketiga (DPK), secara tahunan, juga bertambah menjadi Rp160,27 triliun. Pada triwulan III tahun lalu, posisi DPK yakni Rp153,23 triliun.

Dana sebesar Rp74,83 triliun di antaranya total pengelolaan DPK merupakan Current Account-Saving Account (CASA), yang terdiri atas tabungan dan Sisanya, berupa dana mahal, yakni deposito. (win/*)