Bank Mandiri Tetap Moncer, Kreditnya Masif, Asetnya Menggunung

0
Penyaluran kredit Bank Mandiri bertambah banyak, nominalnya Lampaui Rp1.700 triliun. (Instagram)

PENTAS.TV – BANDUNG, Predikat sebagai korporasi perbankan berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melecut PT Bank Mandiri Tbk (Persero) untuk senantiasa menorehkan performa dan kinerja apik dalam setiap periodenya.

Bukti terkini, kinerja PT Bank Mandiri Tbk (Persero) semakin cemerlang.

Hingga paruh pertama 2025, perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) itu sukses menambah nominal penyaluran kredit atau pembiayaannya yang terkonsolidasi menjadi Rp1.701 triliun.

Secara tahunan, nilai penyaluran kredit terkonsolidasi tersebut bertambah 11 persen. Bahkan, penyaluran pembiayaan terkonsolidasi tersebut pun melampaui rata-rata kredit industri perbankan nasional, yang berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bertambah 7,03 persen secara tahunan.

Kepada media, Novita Widya Anggraini, Direktur Finance & Strategy PT Bank Mandiri Tbk (Persero), mengemukakan, moncernya penyaluran kredit tersebut membuktikan, selain daya dukung pembiayaan pada sektor-sektor produktif, juga merupakan komitmen jajarannya untuk pro-aktif menggeliatkan perekonomian nasional.

Beberapa sektor produktif yang diguyur pembiayaan itu, sambung Novita Widya Anggraini, antara lain jasa konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, padat karya, dan makanan-,minuman.

Otomatis, lanjutnya, masifnya nominal penyaluran kredit itu menambah pundi-pundi asetnya.

Hingga Juni 2025, sebut Novita Widya Anggraini, pihaknya memiliki aset bernilai Rp2.514,68 triliun. Nilai aset itu, terangnya, lebih banyak 11,4 persen daripada realisasi periode sama tahun sebelumnya.

Hebatnya, moncernya penyaluran kredit itu diimbangi oleh perkembangan positif rasio Non-Performing Loan (NPL) alias kredit bermasalah.

“Posisi NPL Gross pada Juni yaitu 1,08 persen, lebih rendah daripada rata-rata perbankan nasional, yakni 2,22 persen,” ujarnya.

Selain kredit, Novita Widya Anggraini menginformasikan, hingga Juni 2025, pihaknya pun mengelola Dana Pihak Ketiga (DPK) yang nominalnya bertambah 10,7 persen secara tahunan atau menjadi Rp1.828 triliun.

Current Account Saving Account (CASA) alias dana murah, yang terdiri atas tabungan dan giro, menjadi kontributor terakbar nilai kelolaan. DPK hingga Juni 2025, yaitu 78,4 persen.

Bagaimana tentang perolehan laba?

Sedikit berbeda dengan penyaluran kredit dan pengelolaan DPK, hingga berakhirnya semester perdana 2025, raupan laba bersih berkurang 7,7 persen secara tahunan.

Nominalnya, tutur Novita Widya Anggraini, yakni menjadi Rp24,5 triliun. Sedangkan realisasi perolehan laba hingga Juni, 2024, angkanya Rp26,55 triliun.

yang mana pada periode yang sama tahun sebelumnya laba BMRI mencapai Rp 26,55 triliun, (win/*)