PENTAS.TV – BANDUNG, Bergulirnya agenda global yang berhubungan dengan kelestarian alam menjadi dasar para pelaku industri otomotif dunia menggarap proyek yang lebih go green.
Caranya, bertransformasi produksi, yaitu, yang semula lebih banyak memproduksi mobil berbasis Internal Combusted Engine (ICE) atau berbahan bakar minyak dan berpembakaran internal menjadi elektrifikasi.
Adalah raksasa otomotif asal Jepang yang sejatinya sejak beberapa dekade silam mengembangkan skema elektrifikasi, Toyota Motor Corporation.
Diawali oleh produk bersistem Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), melalui kehadiran Toyota Toyota Prius pada 2009, Toyota Motor Corporation terus berinovasi memproduksi varian-varian elektrifikasi, baik yang berkonsep PHEV, full Electric Vehicle (EV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), maupun Battery Electric Vehicle (BEV).
Bahkan, Toyota Motor Corporation menggarap proyek akbar lainnya, yakni pengembangan Newable Energy Vehicle (NEV) yang berbasis hidrogen.
Bicara soal HEV, melansir Drive, Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor Corporation, mengemukakan, selama sekitar beberapa dekade terakhir, pihaknya berhasil menjual sebanyak 27 juta unit produk bersistem Hybrid.
Penjualan sebanyak 27 unit produk Hybrid itu, klaim Akio Toyoda, mengurangi kadar CO2 atau karbondioksida, setara dengan kehadiran 9 juta unit produk berkonsep EV.
“Selama 10 tahun terakhir, berkat produk Hybrid, kami mampu mengurangi emisi karbondioksida sebanyak 23 persen,” tandasnya.
Akio Toyoda menjelaskan, pengurangan CO2 tersebut karena proses produksi lebih sederhana dan memerlukan bahan untuk membuat baku baterai yang lebih sedikit.
Akio Toyoda melanjutkan, proses produksi HEV sedikit bertolak belakang dengan pembuatan EB atau BEV.
Dia berpendapat, proses pembuatan EV atau BEV justru menambah emisi CO2. Penyebabnya, terang Akio Toyoda, apabila memproduksi BEV, pihaknya mengandalkan pembangkit listrik bertenaga termal, di antaranya batu bara.
Netralitas karbon, tambahnya, bukan hanya bicara soal EV atau BEV, melainkan cara-cara atau strategi lain agar kadar CO2 berkurang. “Itu yang kami lakukan,”sahutnya. (win/*)