PENTAS.TV – BANDUNG, Terjadinya bencana hidrometeorologi, antara lain longsor, banjir, pergerakan tanah, dan sebagainya, bukanlah hujan deras yang menjadi penyebabnya, melainkan ulah manusia yang merusak alam serta lingkungan.
Akibat perusakan lingkungan, dampaknya sangat luar biasa. Seperti yang dialami masyarakat di sejumlah wilayah. Selain di Aceh dan Sumatera Utara., longsor dan banjir pun melanda Jabar.
Yang terkini, informasinya, banjir dan longsor melanda 14 kecamatan di Kabupaten Bandung dan sekitar 34 ribu jiwa terdampak. Satu di antaranya, terjadi di Kecamatan Arjasari.
Tentunya, terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa daerah Kabupaten Bandung,, termasuk Kecamatan Arjasari, membuat korporasi raksasa nasional multi-sektor, PT Astra International Tbk.
Melalui Nurani Astra, bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Nurani Astra , PT Astra Internasional Tbk Group perwakilan Bandung mengulurkan tangannya guna menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak bencana hidrometeorologi di Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.
Penyaluran bantuan itu, secara simbolis, PT Astra International Tbk Group perwakilan Bandung kepada Dadang Supriatna, Bupati Bandung, di Perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, belum lama ini.
“Bentuknya, paket kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas),” tandas Romy Syaputra , perwakilan PT Astra International Tbk Group perwakilan Bandung.
Ronny Syaputra menyatakan keprihatinannya atas terjadinya bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Bandung.
Ronny Syaputra berharap, bantuan berupa paket kepokmas yang pihaknya salurkan tersebut meringankan beban masyarakat , utamanya, warga yang terdampak bencana.
Seraya mengapresiasi kolaborasi misi sosial PT Astra International Tbk Group dan Kemenko PMK tersebut,, Dadang Supriatna, Bupati Bandung, mengemukakan, bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Bandung, tidak hanya banjir dan longsor, tetapi juga angin kencang.
Akibatnya, lanjut dia, beberapa bangunan dan rumah di sejumlah wilayah Kabupaten Bandung mengalami kerusakan.
Fatalnya dampak bencana tersebut, sambung ya, menjadi dasar pihaknya “menetapkan status Tanggap Darurat selama periode 6-19 Desember 2025.
Hingga kini, kata Dadang Supriatna, bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, para relawan, dan lainnya, pihaknya terus melakukan upaya-upaya penanganan bencana.
“Antara lain, pencarian korban, proses evakuasi, mendistribusikan logistik, dan membersihkan material banjir serta longsor,” papar dia.
Dia menyatakan, berkat kolaborasi lintas lembaga, dukungan komunitas, serta partisipasi sektor swasta, pihaknya yakin bahwa kondisi masyarakat terdampak segera pulih dan kembali beraktivitas. (win/*)














