PENTAS.TV – BANDUNG, Banyak cara dan strategi agar negeri ini makmur dan sejahtera. Karenanya, sebuah misi dan proyek agung diusung PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), yakni mengimplementasikan sekaligus mengeksekusi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.
Dalam Diseminasi RUKN dan RUPTL pada Direktorat Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terungkap bahwa kebutuhan dana untuk merealisasikan RUPTL 2025-2034 bernominal super sultan. Estimasinya sekitar Rp300 triliun per tahun atau totalnya Rp3.000 triliun.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero), mengemukakan, meski bernilai sangat masif, realisasi RUPTL 2025-2034 berimbas positif.
Pasalnya, jelas dia, benefit eksekusi RUPTL 2025-2034. di antaranya adalah penyerapan tenaga kerja yang berpotensi sebanyak 1,7 juta tenaga kerja.
Bidang-bidang!nya, sebut dia, yakni manufaktur dan konstruksi. Kemudian, operasional dan maintenance fasilitas infrastruktur ketenagalistrikan.
Secara cukup detil, Darmawan Prasodjo menerangkan, bahwa penyerapan jutaan tenaga kerja itu terdiri atas sekitar 836 ribu tenaga kerja pada bidang pembangkit. Sisanya, sebut dia, sekitar 881 ribu tenaga kerja bisa terserap pada bidang distribusi, gardu induk, dan transmisi.
Eksekusi mega-proyek ini, sahutnya, sesuai dengan proses transisi serta transformasi energi.
Jadi, ucapnya, sebesar 91 persen penyerapan tenaga kerja berkaitan dengan Pembangkit The Green Energy. Sifatnya, tutur dia, yakni The Green Jobs.
Darmawan Prasodjo menabahkan, selain penyerapan jutaan tenaga kerja, ada efek positif lainnya pada implementasi RUPTL 2025-2035.
Misalnya, ucap dia, munculnya pelaku-,pelaku Usaha Mikro-Kecil-Menengah (UMKM). Antara lain, sambungnya, pedagang makanan, warung-warung, dan lainnya.
Berdasarkan estimasi itu, Darmawan Prasodjo optimistis bahwa poyek raksasa itu bisa menggeliatkan pergerakan ekonomi nasional 1,4 persen per tahun atau 14 persen selama satu dekade.
Setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen, kata Darmawan Prasodjo, kebutuhan pertambahan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional bernilai Rp220 triliun setiap tahunnya.
“Sedangkan posisi PDB saat ini berada pada level Rp22 ribu triliun,” tandas Darmawan Prasodjo.
Bahkan, tegasnya, sangat mungkin pertumbuhan ekonomi berkat RUPTL 2025-2034 berpotensi mencapai 8 persen.
Itu bisa terwujud, imbuhnya, oleh kehadiran sejumlah fasilitas dan infrastruktur ketenagalistrikan. Lalu, tuturnya, investasi dan industri-industri serta yang lainnya.
Lalu, rencana apa yang tercantum dalam RUPTL 2025-2034?
Darmawan Prasodjo membeberkan, RUPTL 2025-2025 meliputi beberapa target. Di antaranya, bertambahnya kapasitas produksi pembangkit listrik sebanyak 69,5 Giga-Watt (GW)
Mayoritas penambahan, yakni 42,6 GW atau sekitar 61 persen, ungkapnya, yakni pembangkit berbasis The Newable-Renewable Energy alias Energi Baru-Terbarukan (EBT).
Semisal, sebut dia, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mini-hidro (PLTMh), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau gheotermal.
“Selain itu, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa),” ujarnya.
Sisanya, tukasnya, yaitu 24 persen atau 16,6 GW, merupakan penambahan yang bersumber pada pembangkit berbasis fosil. “Seperti batu bara dan gas bumi, yang masing-masing sebanyak6,3 GW serta 10,3 GW,” pungkasnya. (win/*)