PENTAS.TV – BANDUNG, Bergulirnya agenda global bernuansa lingkungan berupa dekarbonisasi, menjadi dasar pemerintah mencanangkan program Net Zero EmissIons (NZE) yang targetnya tercapai pada 2060.

Demi tercapainya NZE 2060, ada sejumlah agenda lain yang digelar pemerintah. Antara lain, pembentukan Ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB), baik berupa mobil elektrik maupun sepeda motor listrik alias molis.

Adanya agenda itu, para pelaku industri otomotif pun bergerak. Misinya, turut mengakselerasi terbentuknya ekosistem kendaraan listrik. Caranya, merilis varian-varian berkonsep elekttrifikasi.

Seperti yang dilakukan industri otomotif raksasa nasional yang menaungi beberapa brand ternama, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk alias PT Indomobil Group.

Buktinya, selain varian-varian mobil berkonsep elektrifikasi, pada Februari 2025, PT Indomobil Motor pun memulai kiprahnya untuk merilis model-model molis.

Menjelang berakhirnya periode 2025, khusus bagi publik Jabar, utamanya Kota Bandung, secara resmi, PT Indomobil Motor merilis produk Molis ketiganya, Sprinto.

“Ini adalah model sepeda motor listrik ketiga sejak pertama kali kami berkiprah pada segmen roda dua berbasis elektrifikasi. Dua model awal yakni Adora dan Tyranno,” tandas Taufan Maulana, Head of PT Indomobil Motor Indonesia Regional Jabar, pada Launching Sprinto di kawasan Jalan Martadinata Bandung, belum lama ini.

Memang, aku Taufan Maulana, selama 2025, industri otomotif nasional dalam kondisi yang kurang baik-baik saja.

Meski demikian, tegas Taufan Maulana, pihaknya optimistis bahwa Sprinto direspon publik Tatar Pasundan, khusus Bandung Raya, secara positif.

Itu karena ,dalih dia, selain penampilannya yang terkesan sporty dan tangguh, Sprinto ditopang sistem elektrifikasi nan andal.

Misalnya, adanya beberapa fitur canggih, seperti Traction Control System (TCS) dan Hill Start Assist (HSA). Ada juga fitur berupa konektivitas smartphone.

Soal performa, Taufan Maulana mengklaim bahwa Sprinto sangat bertenaga. Dibekali electric motor berkekuatan 35 Kilo Watt (KW) atau sekitar 34 horse power, Sprinto sanggup berakselerasi 0-50 kilo meter per jam dalam waktu 6,4 detik.

“Daya jelajahnya juga mumpuni, yakni melebihi 100 kilo meter untuk sekali pengisian daya,” sahutnya.

Yang tidak kalah pentingnya, Sprinto, yang mengandung Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 50 persen, bisa mengefisienkan biaya operasional, terutama, dalam hal pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), secara signifikan.

Tidak itu saja, adanya 17 jaringan dealer yang tersebar di Jabar juga bisa menjadi penopang performa dan kinerja penjualannya.

“Tentu saja, kami berencana memperbanyak jaringan (dealer). Targetnya, tahun depan, di Jabar, kami memiliki 40 dealer,” paparnya.

Tidak hanya soal performa Sprinto dan rencana penambahan jaringan dealer, tambahnya, dasar optimisme lainnya yakni positifnya erkembangan ekosistem molis di Bumi Parahyangan, termasuk Bandung Raya.

Indikatornya, lanjut dia, selama berkiprah meramaikan pasar molis di Jabar, pihaknya membukukan volume penjualan positif.

“Rata-rata, setiap bulannya, volume penjualan dua model, yakni Adora dan Tyranno, sekitar 50 unit,” ucapnya.

Seiring dengan hadirnya Sprinto, yang berharga njal On The Road (OTR) Bandung pada level Rp25.85 juta per unit, pihaknya berkeyakinan, pada 2026, pasar sepeda motor elektrifikasi tetap berpotensi menunjukkan pergerakan positif.

“Kami mencanangkan, tahun depan, volume penjualan bertambah 30 persen. Target itu seiring dengan hadirnya Sprinto,” cetus Taufan Maulana.

Bahkan, ungkapnya, awal 2026, pihaknya menyiapkan model molis terbaru lainnya untuk publik Jabar.

Namun, Taufan Maulana masih merahasiakan model, performa, dan penampakan produk terbarunya tersebut. (win/*)