PENTAS.TV – BANDUNG, Beberapa waktu lalu, pemerintah memutuskan untuk memberlakukan E-10 alias campuran etanol 10 persen pada Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis gasoline atau bensin.
Rencananya, penerapan BBM E-10 berlaku pada 2027. Saat ini, pemerintah merancang,dan menyusun kebijakan serta payung hukumnya.
Lalu, apa komentar para produsen atau Agen Pemegang Merek (APM) di tanah air soal pemberlakuan E-10?
Dua APM yang sangat berkerabat dekat, yaitu PT Toyota Astra Motor (TAM), yang menjadi representatif Toyota Motor Corporation, dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM), selalu perwakilan Daihatsu Motor Company, berbicara soal E-10.
Kepada media, Sri Agung Handayani, Marketing Director & Corporate Communication PT ADM, menegaskan, pihaknya siap untuk menyambut pemberlakuan serta penerapan E-10.
Sri Agung Handayani mengatakan, ada beberapa aktivitas yang pihaknya lakukan sebagai persiapan pemberlakuan E-10.
Di antaranya, ungkap dia, pihaknya melakukan Research & Development (R & D) tentang penggunaan E-10 pada produk kendaraannya.
Hal itu, sambungnya, agar produk-produk dan seluruh varian PT ADM bisa beradaptasi lebih cepat terhadap penggunaan E-10.
Dia mengatakan, sebaiknya, ketika penerapan E-10 benar-benar pemerintah berlakukan, penggunaan BBM harus sesuai oktan yang dianjurkan produsen otomotif atau APM.
Misalnya, kata dia, apabila APM menyarankan produknya menggunakan minimalnya, BBM Research Octane Number (RON) 92 atau jenis Pertamax, sebaiknya, para pemilik kendaraan jangan menggunakan BBM RON 90 atau Pertalite.
Pasalnya, apabila penggunaan oktan BBM tidak sesuai saran APM atau produsen otomotif, hal itu berdampak negatif pada kendaraan.
Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), juga mengatakan, bahwa penggunaan etanol pada BBM jenis gasoline produk PT Pertamina (Persero), yang saat ini, kadarnya 3,5 persen, masih dalam batas yang wajar.
Bahkan, tegasnya, kandungan etanol 3,5 persen tersebut masih aman bagi kendaraan.
Persentase kadar penggunaan etanol, sebetulnya, kata dia, bergantung pada masing-masing brand.
“Mungkin, ada brand yang produknya bisa menggunakan BBM berkadar etanol 10 persen atau lebih. Sedangkan brand kami (Toyota), bisa menggunakan BBM berkadar etanol sampai 20 persen,” paparnya. (win/*)














