PENTAS.TV – BANDUNG, Senantiasa menorehkan performa dan kinerja apik serta mentereng merupakan misi utama yang diusung setiap korporasi, terutama yang berbendera Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Berbekal semangat itu, korporasi perbankan BUMN terakbar yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara), PT Bank Mandiri Tbk (Persero) terus menunjukkan sinar terang kinerjanya.

Dalam keterangannya, Novita Widya Anggraini, Direktur Finance & Strategy PT Bank Mandiri Tbk (Persero), mengungkapkan, hingga berakhirnya periode triwulan III 2025, perbankan berkode emiten BMRI itu meraup laba bernilai mewah. Yakni, sebutnya, Rp 37,75 triliun.

Perolehan laba bersih tersebut, jelasnya, ditopang oleh realisasi Net Income Interest (NII), yang hingga akhir September 2025, bernominal Rp78,3 triliun.

“Perolehan Net Interest Income tersebut bertambah 4,9 persen secara tahunan,” tandas Novita Dewi Anggraini.

Topangan lainnya, lanjut Novita Dewi Anggraini, yakni bersumber pada non-interest income. Angkanya, sambung dia, bertambah 7,97 persen secara tahunan, yakni menjadi Rp33,2 triliun.

Raupan laba bersih nan megah itu pun, sahutnya, ditunjang oleh apiknya kinerja lini bisnis. Antara lain, bebernya, penyaluran kredit atau pembiayaan.

Novita Dewi Anggraini menginformasikan, hingga bulan kesembilan 2025 berakhir, pihaknya menyalurkan kredit atau pembiayaan bernilai lebih banyak 11 persen daripada periode sama tahun sebelumnya, yakni Rp1.764 triliun.

Super masifnya penyaluran kredit itu, sambung dia, pihaknya imbangi oleh perkembangan positif risiko, yakni rasio Non-Performing Loan (NPL).

“Kami mencatat, posisi rasio NPL pada September 2025 yakni 1,03 persen,” klaim Novita Dewi Anggraini.

Menterengnya performa perbankan pelat merah ini pun terdapat pada pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Novita Dewi Anggraini mengatakan, hingga September 2025, secara total, nominal pengelolaan DPK berada pada level Rp1.884 triliun. Nilai kelolaan DPK itu, ujarnya, secara tahunan, bertambah 13 persen.

Kontribusi termasif pengelolaan DPK periode akhir triwulan III 2025 tersebut, imbuh dia, yakni segmen Current Account-Saving Account CASA alias dana murah, yang terdiri atas tabungan dan giro.

Persentasenya, ucap dia, yakni 69,3 persen atau sekitar Rp1.305,61 triliun. Sisanya, yaitu 31,7 persen atau sekitar Rp597,22 triliun, tambah dia, berupa dana mahal, yakni berbentuk deposito. (win/*)