Masih Belum Banyak yang Tahu, Berapa Sih Jumlah Stasiun di Wilayah 2 Bandung? KAI Sebutkan Angkanya

0
Stasiun Cimahi termasuk stasiun tersibuk di Wilayah 2 Bandung. (Istimewa)

PENTAS.TV – BANDUNG, Menjelmanya kereta sebagai moda transportasi terfavorit dan primadona masyarakat semakin sulit terbantahkan.

Terbukti, volume penumpang kereta terus bertambah, terutama tatkala pada periode-periode tertentu, semisal long weekend.

Tentunya, agar kebutuhan seluruh penumpang terlayani dan terakomodir secara sempurna, prima, dan optimal, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) terus berbenah. Di antaranya, menyiapkan dan mengaktifkan beragam fasilitas pelayanan, termasuk stasiun-stasiun.

Berkaitan dengan fasilitas-fasilitas pelayanan, sepertinya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui berapa jumlah stasiun, utamanya di Wilayah 2 Bandung,

“Total, di wilayah kerja kami, ada 54 stasiun yang siap melayani dan mengakomodir kebutuhan transportasi masyarakat, baik keberangkatan maupun kedatangan,” tandas Kuswardoyo, Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PT KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung.

Kus, sapaan akrabnya, menjelaskan, sebanyak 42 stasiun di antara ke-54 stasiun tersebut, berperan sebagai titik keberangkatan dan kedatangan para penumpang, baik kereta jarak jauh, menengah, lokal, maupun Feeder Whoosh alias Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

“Sebanyak 12 stasiun lainnya, berfungsi sebagai titik persilangan kereta,” kata Kus.

Berdasarkan pola operasional dan kapasitasnya, mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun tersebut mengungkapkan, ke-54 stasiun itu terdiri atas berbagai klasifikasi.

Secara garis besar, kata mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 3 Cirebon itu, klasifikasi tersebut terdiri atas kelas besar , kelas 1, kelas 2, dan kelas 3.

Yang terbanyak, sambung Kus, yakni stasiun kelas 3. Jumlahnya, sebut mantan Manager Public Relations Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) sebanyak 36 stasiun.

Yang paling sedikit, sambung Kus, yakni stasiun kelas 1. “Di wilayah kerja kami, ada 4 stasiun kelas 1 yang siap melayani kebutuhan transportasi masyarakat,” tuturnya.

Sedangkan stasiun kelas besar dan stasiun kelas 2, imbuh Kus, masing-masing berjumlah 6 stasiun serta 8 stasiun.

Apabila mengacu pada frekuensi keberangkatan dan kedatangan penumpang, Kus menambahkan, di wilayah kerjanya, ada lima stasiun paling sibuk.

Yakni, beber dia, Stasiun Bandung, yang merupakan titik sentral pelayanan seluruh perjalanan kereta, baik passenger train maupun logistic train.

“Secara kumulatif, sebanyak 162 kereta berhenti dan berangkat setiap harinya di stasiun ini,” tukasnya.

Tersibuk selanjutnya adalah Stasiun Cimahi. Titik strategis di wilayah barat. Stasiun ini, sambungnya, melayani 144 keberangkatan dan kedatangan kereta penumpang setiap harinya.

Stasiun Padalarang, imbuh Kus, menjadi titik tersibuk selanjutnya. Ada sebanyak 125 kereta penumpang yang bertolak dan berhenti di stasiun ini setiap harinya.

Selanjutnya, sebut Kus, yakni Stasiun Kiaracondong, yang setiap harinya, melayani keberangkatan serta kedatangan 72 kereta penumpang, terutama rute timur Jawa lintas selatan.

Stasiun berkatagori tersibuk kelima adalah Rancaekek. Meski tidak sebesar Stasiun Bandung dan Kiaracondong, sahut dia, stasiun ini melayani 44 keberangkatan dan kedatangan kereta setiap harinya.

“Rancaekek juga menjadi titik pemberhentian dua perjalanan kereta jarak jauh setiap harinya,” pungkas Kus. (win/*)