PENTAS.TV – BANDUNG, Setiap tahun, ada beberapa momentum yang rasio dan volume kebutuhan masyarakat di berbagai daerah ebih banyak daripada kondisi normal. Di antaranya, periode Natal-Tahun Baru (Nataru).

Prediksinya, pada momen Nataru 2025-2026, kebutuhan pangan, utamanya komoditas beras, juga bertambah.

Meski demikian, khusus Jabar, publik Tatar Pasundan tidak perlu merisaukan dan mengkhawatirkan ketersediaan beras.

Pasalnya, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) wilayah Jabar berlimpah. Saat ini, volume stok CBP Jabar melebihi 500 ribu ton.

“Alhamdulillah, stok CBP Jabar dalam kondisi aman,” tandas Nurman Susilo, Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Jabar.

Nurman Susilo mengungkapkan, saat ini, pihaknya mengelola CBP ya g tersimpan pada seluruh jaringan gudang di wilayah kerjanya sebanyak 533.712. ton.

Tidak tertutup kemungkinan, lanjutnya, volume CBP itu terus bertambah. Itu karena, jelaas dia, agenda penyerapan dan pengadaan beras atau Gabah Kering Panen GKP setara beras petani terus pihaknya gulirkan.

Nurman Susilo optimistis bahwa berlimpahnya stok CBP tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Nataru 2025-2026.

“Masyarakat Jabar tidak perlu khawatir. Insya Allah, stok beras Jabar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama momen akhir tahun ini,” ujarnya.

Bagaimana soal penyaluran Beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)?

Nurman Susilo mengungkapkan, hingga kini, program itu terus bergulir. Hingga 10 November 2025, sahut dia, realisasi penyaluran Beras SPHP mencapai puluhan ribu ton. Yakni, beber dia, sebanyak 50.851 ton.

Agar pendistribusian dan penyaluran Beras SPHP optimal, efektif, dan tepat sasaran, imbuhnya, pihaknya, berkoordinasi dengan para stakeholder.

Antara lain, tambahnya, jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), pemerintah daerah, baik level provinsi maupun kota-kabupaten, dan lainnya.

Proses pendistribusiannya, sambung Nurman Susilo, pihaknya melibatkan seluruh jaringan yang bermitra dengan jajarannya.

Di antaranya, kata dia, para pedagang atau pengecer pasar tradisional dan peritel moderen. Pendistribusiannya pun, lanjut dia, melibatkan dan memaksimalkan seluruh jaringan Rumah Pangan Kita (RPK).

“Termasuk berkoordinasi dengan korporasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yakni PT Pegadaian (Persero),” kata Nurman Susilo.

Nurman Susilo menegaskan dan memastikan bahwa kualitas beras CBP dan SPHP dalam kondisi layak konsumsi.

“Mulai proses awal penyerapan sampai penyimpanan beras, kami senantiasa melakukan pengawasan dan pemeliharaan secara rutin, baik harian, bulanan, triwulanan, maupun semesteran.,” tutupnya. (win/*)