PENTAS.TV – BANDUNG, Bagi industri otomotif nasional, periode 2025 tidak secerah tahun sebelumnya. Pasalnya, performa dan kinerja penjualan otomotif, khususnya mobil, mengalami kelesuan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) menginformasikan, selama Januari-Agustus 2025, secara total, penjualan seluruh brand dan varian mobil berjumlah 500.975 unit. Jumlah itu lebih sedikit daripada periode sama 2024, yang angkanya sekitar 560 ribu unit.
Memang,, periode 2025 tersisa sekitar tiga bulan. Walau demikian, Gaikindo tetap menyatakan optimismenya bahwa pasar otomotif tetap berpeluang untuk bergairah lagi.
Satu indikatornya, Gaikindo tidak mengubah proyeksi penjualan selama 2025.
“Kami tidak mengubah proyeksi penjualan pada 2025. Apabila ada yang menyatakan bahwa kami mengubahnya (proyeksi penjualan), itu tidak benar,” tegas Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, pada Press Comferce Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Seri es 2025, di kawasan Jalan Jawa Bandung.
Kukuh menyampaikan, hingga kini, proyeksi kinerja penjualan mobil hingga periode 2025 berakhir tetap pada level 850-900 ribu.
Dasar optimisme berikutnya, jelasnya, mengacu pada beberapa perkembangan terkini. Antara lain, terjadinya reshuffle kabinet, yakni pergantian posisi Menteri Keuangan.
Hal itu, sambungnya, cukup berdampak. Misalnya, terjadinya perkembangan positif kurs rupiah.
Dasar berikutnya, imbuh dia, yakni terbitnya putusan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan.
Dia berpendapat, berkurangnya level suku bunga acuan BI bisa berdampak pada beragam sektor, termasuk otomotif.
Hal tersebut berkaitan dengan sistem pembiayaan pembelian kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil.
Selain itu, sahutnya, kinerja ekspor industri otomotif nasional pun masih cukup positif. Secara rata-rata, sebutnya, volume ekspor Completely Built Up (CBU) berjumlah 40 ribu unit per bulan.
Kukuh Kumara tidak menampik bahwa situasi yang dialami industri otomotif nasional saat ini dalam kondisi yang kurang baik-baik saja.
Akan tetapi, sahut dia, lesunya pasar otomotif juga dialami banyak negara, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Walau lesu, lanjut dia, industri otomotif nasional masih yang terdepan di kawasan Asia Tenggara.
Karena itu, ujarnya, agar industri otomotif nasional kembali bergeliat, pihaknya menyusun dan melakukan berbagai upaya serta strategi.
Di antaranya, menggelar sejumlah agenda otomotif, termasuk GIIAS The Series 2025 di Bandung, tepatnya Sudirman Ball Room, Jalan Jenderal Sudirman Bandung pada 1-5 Oktober ,2025.
Tampilnya beragam varian dan model baru, termasuk beberapa brand yang menjadi The New Comer, seperti Seres dan Jeep, kata Kukuh Kumara, harapannya bisa menggairahkan pasar otomotif, khususnya Jabar.
Dia menilai, Jabar merupakan pasar otomotif krusial. Itu karena, terangnya, Jabar menempati posisi runner up pasar otomotif terakbar di tanah air setelah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
“Apabila pasar otomotif Jabar bergerak positif, otomatis, nasional juga begitu,” tuturnya. (win/*)