Puluhan BPR-BPRS Bangkrut, Tapi OJK Klaim Performa Perbankan BUMN Tetap Solid, Apa Buktinya?

0
Akhir Juni 2025, PT BNI Tbk (Persero) raup laba Rp10,09 triliun. (Instagram)

PENTAS.TV – BANDUNG, Menjelang berakhirnya periode Agustus 2025, industri perbankan nasional diterpa kabar tidak sedap.

Pasalnya, jumlah perbankan segmen Bank Perekonomian Rakyat (BPR) -Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) yang rontok akibat mengalami kebangkrutan bertambah. Kini, jumlahnya menjadi 23 perbankan.

Adalah PT BPR Disky Surya Jaya (DSJ) yang berlokasi di Jalan Medan-Binjai Kilo Meter (KM) 14.6, Komplek Padang Hijau Blok A No.18 Deli Serdang Sumatera Utara menjadi perbankan ke-23 yang kiprahnya berakhir setelah izin operasionalnya dibekukan dan dicabut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Walau demikian, OJK mengklaim bahwa secara umum, kinerja perbankan nasional tetap apik dan solid. Apa buktinya?

Kepada media, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengemukakan, hingga semester pertama 2025 berakhir, performa dan kinerja perbankan nasional tetap stabil.

Aspek likuiditas, jelas Dian Ediana Rae, yang menjadi patokan apik dan tetap mentereng nya performa serta kinerja perbanka, nasional, khususnya, yang berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Mantan Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Jabar ini mengatakan, satu indikator yang menunjukkan bahwa likuiditas perbankan BUMN tetap positif yakni tercermin pada penyaluran kredit.

“Hingga akhir Juni 2025, secara total, nilai penyaluran perbankan BUMN pada level Rp3.714.35 triliun atau bertambah 7,35 persen secara tahunan,” tandas Dian Ediana Rae.

Menggeliatnya penyaluran kredit atau pembiayaan itu, lanjut Dian Ediana Rae, juga terjadi pada bertambahnya nilai pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK), yang secara tahunan, lebih banyak 10,56 persen atau menjadi Rp4.228,32 triliun.

Berkat geliat penyaluran kredit, sambung Dian Ediana Rae, kekayaan perbankan BUMN pun semakin berlimpah. Itu karena, terang dia, perbankan-perbankan BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara), secara kumulatif, meraup laba megah bernilai Rp60,42 triliun.

Dua di antara perbankan BUMN, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk (Persero) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk (Persero) merilis kinerjanya hingga paruh pertama 2025.

Dua lainnya, PT Bank Mandiri Tbk (Persero) dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk (Persero), masih dalam proses penuntasan audit laporan keuangan.

Berdasarkan pelaporan keuangannya, posisi lerolehan laba yang diraup PT BNI Tbk (Persero) pada Juni 2025 yaitu Rp10,09 triliun.

Perbandingannya dengan raupan laba perbankan Merah Putih tersebut pada akhir Juni 2024, yang angkanya Rp10,69 triliun, mengalami penyusutan 5,58 persen

PT BRI Tbk (Persero), juga membukukan laba bersih yang terkoreksi 11,53 persen secara tahunan.

Pada Juni 2025, PT BRI Tbk (Persero) meraup laba Rp26,28 triliun. Periode sama 2024, labanya Rp29,7 triliun.

Soal PT Bank Mandiri Tbk, memang, perbankan pelat merah ini belum mengumumkan pencapaian kinerjanya hingga Juni 2025.

Namun, pencapaiannya pada Mei 2025, masih apik. Perbankan ini membukukan laba bersih Rp19,65 triliun.

Komparasinya dengan pencapaian Juni Mei 2024, perolehan laba bersih PT Bank Mandiri Tbk (Persero) bertambah sangat kecil. Persentasenya 0,13 persen atau menjadi Rp19,65 triliun.

Sedangkan PT BTN Tbk (Persero), pada akhir triwulan II 2025, meraup laba bersih tahun berjalan Rp1,19 triliun, lebih banyak 3,31 persen daripada periode sama tahun sebelumnya. (win/*)