PENTAS.TV – BANDUNG, Banyak faktor yang menjadi penunjang bergeliatnya perekonomian. Antara lain, yakni infrastruktur.
Namun, membangun proyek infrastruktur, terutama yang langsung berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, bukan perkara mudah. Satu hal yang wajib terpenuhi agar proyek infrastruktur bergulir yakni ketersediaan dana pembiayaannya.
Sebagai korporasi perbankan berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bank Mandiri Tbk (Persero) turut aktif menyukseskan beberapa program pembangunan infrastruktur di tanah air. Caranya, melalui penyaluran pembiayaan atau kredit infrastruktur.
Berapa banyak dana yang digelontorkan korporasi perbankan berkode emiten BMRI tersebut untuk membiayai pembangunan infrastruktur?
Dalam keterangannya, M Ashidiq Iswara, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk (Persero) mengungkapkan, hingga bulan kedelapan 2025, pihaknya menyalurkan kredit infrastruktur bernilai Rp412,13 triliun.
“Perbandingannya dengan realisasi hingga periode sama 2024, bertambah 15,23 persen. Pada Agustus 2024, nilainya (kredit infrastruktur) yakni Rp357,65 triliun,” tandasnya.
Dana pembiayaan itu, ungkap dia, pihaknya salurkan lada beberapa sub-sektor infrastruktur, yang tentunya, bersifat strategis.
Misalnya, ujar dia, pembangunan jalan dan fasilitas transportasi, seperti ruas Tax On Location (TOL), bandar udara (bandarra) , perkeretaan, pelabuhan, dan sebagainya.
Lalu, kata dia energi berupa minyak bumi dan gas (migas) termasuk The Newable & Renewable Energy alias Energi Baru-Terbarukan (EBT).
Kemudian, elektrifikasi atau ketenagalistrikan, properti berupa perumahan rakyat bagi kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), telematika, dan jasa konstruksi.
Secara rinci, Ossy, sapaan akrabnya, membeberkan, transportasi menjadi sub-sektor penerima pembiayaan terbesar. Nominalnya, kata dia, pada level Rp121,44 triliun.Nilai itu, jelasnya, bertambah 33,9 persen secara tahunan.
Pada posiai runner-up penerima dana pembiayaan kredit Infrastruktur terbanyak nilainya, lanjut Ossy, yakni sub-sektor jalan.
“Hingga Agustus 2025, pembiayaan infrastruktur jalan bertambah 18,1 pesen secara tahunan atau menjadi Rp55,81 triliun,” urai dia.
Pada posisi The Big Three, tambahnya, ada telematika. Sub-sektor ini, ujarnya, hingga Agustus 2025, menerima pembiayaan Rp40,16 triliun, lebih banyak 11,0 persen daripada periode sama 2024.
Selanjutnya, tutur Ossy, yakni migas dan EBT. Untuk sub-sektor tersebut, ungkapnya, pihaknya menyalurkan pembiayaa bernilai Rp39,66 triliun atau bertambah 16,3 persen secara tahunan.
Masifnya penyaluran pembiayaan infrastruktur tersebut, sambungnya, menjadi bukti bahwa jajarannya sangat serius dan berkomitmen untuk senantiasa pro-aktif mendukung setiap program pemerintah, sekaligus memperkuat fondasi serta struktur ekonomi nasional.
Tidak itu saja, imbuh dia, pembiayaan itu pun bagian upaya pihaknya menyukseskan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang sumber dananya bukan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (win/*)