Sebanyak Ini Perjalanan Kereta di Wilayah 2 Bandung yang Diaktifkan KAI

0
Seorang penumpang kereta menjalani proses Face Recognition saat boarding pass. (Istimewa)

PENTAS.TV – BANDUNG, Selama beberapa tahun terakhir, kereta tampil sebagai moda transportasi pilihan dan primadona masyarakat.

Terbukti, volume penumpang kereta terus bertambah. Jumlahnya pun jutaan orang.

Terlayani dan terakomodirnya para penumpang itu berkat aktivasi perjalanan yang masif di seluruh wilayah kereta PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), termasuk Wilayah 2 Bandung.

Lalu, berapa banyak volume perjalanan kereta selama enam bulan awal 2025 di Wilayah 2 Bandung?

Kuswardoyo, Manager Hubungan Masyarakat Humas PT KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, mengungkapkan, selama semester pertama tahun ini, pihaknya mengaktifkan puluhan ribu jadwal perjalanan.

“Ada sebanyak 31.815 perjalanan kereta yang kami aktifkan selama semester pertama 2025. Aktivasi puluhan ribu perjalanan itu guna melayani dan mengakomodir kebutuhan transportasi masyarakat,” tandas Kus, sapaan akrabnya.

Puluhan ribu perjalanan kereta itu, lanjut mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 3 Cirebon tersebut, mencakup kereta penumpang lokal, jarak menengah, dan jarak jauh.

Jumlah perjalanan itu pun, sambung mantan Manager Public Relations Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) itu, termasuk kereta barang dan logistik.

Masifnya jadwal perjalanan itu, kata dia, disertai penyempurnaan ketepatan waktu keberangkatan, yang kini, rasionya 99,82 persen.

Kus berpendapat, masyarakat semakin memilih kereta sebagai fasilitas transportasi utama karena moda tersebut lebih efektif dan efisien.

Selain itu, sambungnya, kereta pemanfaatan kereta pun bisa mengurangi polusi udara dan menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dia menganalogikan, satu rangkaian kereta bisa memenuhi kebutuhan transportasi ratusan orang. Tentunya, kata dia, jumlah itu lebih masif daripada menggunakan moda transportasi darat lainnya, termasuk kendaraan pribadi.

Tentunya, sahut dia, hal itu pun, tidak hanya lebih menghemat BBM, terapi juga mengefisienkan biaya operasional dan logistik.

Pasalnya, perjalanan kereta berbeda dengan sistem angkutan darat, yakni tidak terhambat kemacetan lalu lintas.

Ini berarti, sahutnya, selain penggunaan BBM, waktu tempuh pun yang menjadi lebih efisien.

Berkurangnya penggunaan BBM, ujar dia, berdampak positif lainnya,. Yak i, meminimalisir polusi udara akibat emisi kendaraan.

Contoh lainnya, tambah dia, dalam hal angkutan barang. Kapasitas angkut kereta, imbuhnya, lebih banyak daripada angkutan darat.

“Jadi, secara tidak langsung, penggunaan kereta sebagai transportasi masyarakat lebih ramah lingkungan karena mengurangi emisi karbon,” terang Kus.

Efektivitas dan efisiensi perjalanan kereta juga, lanjutnya, ditopang oleh adanya beragam inovasi berbasis digital, yang semakin mempermudah pelayanan.

Misalnya, sebut dia, aktivasi KAI Access yang mempermudah pemesanan dan pembelian tiket. Kemudian, ucap dia, pengimplementasian Face Recognition yang tidak hanya mempercepat proses boarding, tetapi juga mengurangi penggunaan kertas. (win/*)