
PENTAS.TV – BANDUNG, Memang, pergerakan industri keuangan syariah, khususnya perbankan, belum seagresif sistem konvensional. Walau demikian, sektor tersebut terus mempertontonkan gairahnya.
Adalah anak usaha PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk (Perseroda) alias bank bjb, yakni PT bank BJB Syariah atau lebih beken dalam sebutan bank bjbs, sebagai contohnya.
Terbukti, perbankan berbasis syariah yang bermarkas di Jalan Braga Bandung itu terus menunjukkan performa dan kinerja apik.
Indikator bergeliatnya bank bjbs, satu di antaranya, tercermin pada nilai penyaluran pembiayaannya hingga paruh perdana 2025.
Dalam keterangannya, Arief Setyahadi, Direktur Utama bank bjbs, mengemukakan, hingga Juni 2025, pihaknya menyalurkan pembiayaan yang nilainya bertambah 11,93 persen secara tahunan.
“Yaitu menjadi Rp1,09 triliun,” tandas sosok yang pernah memimpin PT Bank Danamon Indonesia Tbk Wilayah Jabar tersebut.
Pria kelahiran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang fasih berbahasa Sunda ini meneruskan, masifnya Gelontoran pembiayaan itu berkat perkembangan positif pada main market., yaitu segmen konsumtif.
Dia menjelaskan, ada beberapa produk pembiayaan andalan pada segmen konsumtif. Di antaranya, sebut Arief Setyahadi, Gold Financing alias pembiayaan emas.
Produk andalan berikutnya, yang merupakan trigger utama segmen konsumtif, lanjutnya, yakni Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR).
Melihat geliat tersebut, Arief Setyahadi optimistis bahwa hingga Desember 2025, nilai penyaluran pembiayaan bergeliat 13,19 persen lebih banyak daripada realisasi hingga -Desember 2024.
Lalu, apa rencana yang disiapkan bank bjbs agar kinerja penyaluran pembiayaan tetap mentereng?
Arief Setiadi membeberkan, meski merupakan main market,, pada beberapa waktu mendatang, terjadi perubahan atau pergeseran paradigma pasar.
“Yakni, yang selama ini segmen konsumtif sebagai main market, ada kecenderungan bergeser menjadi sektor produktif,” paparnya.
Dia menuturkan, kemungkinan terjadinya pergeseran pasar itu sesuai dengan strategi dan perencanaan long term jajarannya.
Yakni, ungkap dia, secara bertahap, menerapkan diversifikasi, yakni menambah porsi pembiayaan pembiayaan produktif.
Agar strateginya itu berbuah positif, Arief Setyahadi menginformasikan beberapa kiatnya. Yakni, sahut dia, pihaknya terus menerapkan sekaligus mengoptimalkan pola kolaborasi.
Khusus segmen produktif, imbuhnya, pihaknya memiliki beberapa sektor jagoan. “Yakni pendidikan dan kesehatan,” tuturnya. (win/*)