Seperti Ini Kinerja Astra International: Raup Pendapatan Mewah, Investasikan Dana Bernilai Sultan, Angkanya?

0
Astra International Tbk Gelontorkan dana Capex triliunan rupiah pada semester pertama 2025. (Instagram)

PENTAS.TV – BANDUNG, Membukukan performa dan kinerja apik serta mentereng, tentunya, merupakan misi utama setiap korporasi. Hal itu pun berlaku bagi korporasi raksasa multi-sektor, PT Astra International Auto Tbk.

Terbukti, pada akhir Juni 2025, korporasi berkode emiten ASII ini meraup net income atau pendapatan bersih bernilai megah. Yakni, Rp162,85 triliun.

Nominal net income itu bertambah 1,8 persen apabila perbandingannya dengan periode sama tahun lalu.

Selain net income yang bernominal fantastis,pada semester pertama 2025, PT Astra International Tbk juga meraup laba bersih bernilai mewah. Angkanya Rp15,51 triliun.

Agar performanya tetap moncer, PT Astra International Tbk menyusun, menyiapkan, dan menggulirkan beragam jurus serta agendanya. Antara lain, investasi.

Lalu, berapa banyak dana yang PT Astra International Tbk investasikan? Jawabannya, luar biasa masif.

Satu indikatornya, terungkap, pada sektor kesehatan, PT Astra International Tbk berinvestasi luar biasa.

“Kami menginvestasikan dana Rp8,6 triliun pada sektor kesehatan. Pemanfaatannya, menyempurnakan dan memperkuat pelayanan (kesehatan),” tandas Tira Ardianti, Head of Corporate Investor Relations PT Astra International Tbk, kepada media.

Alasan pihaknya berinvestasi megah pada sektor kesehatan, Tira Ardianti berpandangan, bahwa sektor ini punya potensi besar.

Melihat hal itu, dia menyatakan bahwa pihaknya berinisiatif untuk membentuk dan membangun ekosistem kesehatan.

Tujuannya, jelas dia, agar kebutuhan masyarakat berkaitan dengan pelayanan kesehatan terlayani dan terakomodir secara sempurna serta optimal, sekaligus bertarif lebih terjangkau.

Investasi pada sektor kesehatan tersebut, kata dia, antara lain, berupa bertambahnya saham beberapa rumah sakit.

Umpamanya, beber Tira Ardianti, pihaknya memiliki 20 persen saham PT Mediloka Hermina Tbk, korporasi yang menaungi RS Hermina.

Kemudian, sambung dia, juga menambah persentase kepemilikan saham Halodoc menjadi 31 persen.

“Sebelumnya, kepemilikan saham Halodoc yakni 21 persen,” sahutnya.

Tira Ardianti mencetuskan, apabila mengacu pada potensi dan peluang sektor kesehatan, tidak tertutup kemungkinan, pihaknya memperbesar investasinya.

“Tidak hanya rumah sakit, tetapi juga berinvestasi pada beberapa instrumen lainnya, semisal asuransi. Termasuk, berinvestasi pada alkes (alat kesehatan),” pungkasnya. (win/*)