Soal The Green & Clean Energy, Indonesia Butuh Partner Kuat, Bos SEI Ajukan Lima Usul

0
Dirut PT SEI, I Made Sandika Dwiantara (duduk kedua dari kanan), berbicara dalam sebuah forum soal sinergi Indonesia-China berkenaan dengan energi bersih. (Istimewa)

PENTAS.TV – BANDUNG, Agenda global berkaitan dengan kelestarian lingkungan, yakni pengembangan The Green & Clean Energy terus digelorakan banyak negara, termasuk Indonesia.

Tentunya, agar program tersebut bisa menuai hasil optimal dan berdampak positif bagi publik tanah air, perlu peran aktif setiap elemen, tidak terkecuali korporasi-korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Adalah anak usaha PT Len Industri (Persero), yang merupakan Holding Company DEFEND.ID, yakni PT Surya Energi Indotama (SEI) satu contohnya.

Buktinya, PT SEI pada momentum 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China, PT SEI berkomitmen kuat untuk berkontribusi mengakselerasi proses transisi energi dan pengembangan The Green & Clean Energy di Indonesia melalui pemanfaatan Newable & Renewable Energy alias Energi Baru-Terbarukan (EBT).

Dalam FORUM high Level Dialogue Advancing Indonesia-China Cooperation on Clean Energy and Green Development di Beijing beberapa waktu lalu, I Made Sandika Dwiantara, Direktur Utama PT SEI, menyatakan, agar penggarapan The Green & Clean Energy di tanah air menuai hasil optimal, berdampak positif, dan lebih terakselerasi, Indonesia membutuhkan partner kuat.

Pria yang juga berperan sebagai Ketua Umum Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI) ini menilai, China bisa tampil sebagai mitra ideal bagi Indonesia dalam penggarapan The Green & Clean Energy.

“Idealnya, fokus sinergi Indonesia-China dalam The Green & Clean Energy pada strategi kolaboratif bersifat long term sehingga berdampak positif, tidak hanya secara sosial ekonomi, tetapi juga pada lingkungan,” papar I Made Sandika Dwiantara.

Dia meneruskan, forum yang diselenggarakan Institute for Essential Services Reform (IESR) dan didukungKedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk China, BRI Green Development Coalition (BRIGC), World Resources Institute (WRI) China, dan Chinese Renewable Energy Industries Association (CREIA) itu membahas dan mendiskusikan upaya-upaya langkah konkret mengakselerasi proses transisi The Gren & Clean Energy.

Pembahasan lainnya, kata I Made Sandika Dwiantara, yakni membicarakan strategi untuk menyikapi dan mengatasi perubahan iklim global. Yang tidak kalah pentingnya, tegasnua, memperkuat kolaborasi bilateral Indonesia-China.

Agar sinergi Indonesia-China lebih kuat sehingga proyek pengembangan The Green & Clean Energy bergulir optimal, I Made Sandika Dwiantara mengajukan lima usul.

Pertama, ujarnya, perlu adanya pengembangan Development of Integrated Industrial Areas alias Kawasan Industri Terintegrasim

Usul kedua, sambungnya, yakni membentuk Strategic Partnership atau kemitraan strategis.

“Ketiga yakni perlu adanya intervensi pemerintah berupa Government Incentives,” sahutnya.

Sedangkan dua usul berikutnya, imbuh I Made Sandika Dwiantara yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih berdaya saing, dan memperkuat riset serta inovasi. (win)