PENTAS.TV – BANDUNG, Menciptakan sekaligus memperkokoh stabilitas dan ketahanan pangan nasional, baik harga maupun pasokan, demi terwujudnya swasembada merupakan cita-cita besar pemerintahan era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto.
Karenanya, berbagai cara dan strategi diterapkan pemerintah. Di antaranya, memasifkan agenda penyerapan serta pengadaan beras atau gabah kering giling setara beras.
Selain itu, pemerintah pun menggelontorkan dana mewah kepada korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), bernominal Rp5 triliun.
Lalu, untuk apa pemanfaatannya?
Kepada media, Ahmad Rizal Ramdhani, Direktur Utama Perum Bulog, mengiyakan adanya dana pemerintah bernilai Rp5 triliun yang pihaknya terima.
“Pemanfaatannya? Kami gunakan untuk membangun fasilitas penunjang berupa 100 gudang penyimpanan baru. Lokasinya, tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” tandasnya.
Pembangunan 100 gudang penyimpanan baru tersebut, ungkapnya, merupakan intruksi Presiden Republik Indonesia kedelapan.
Tujuannya, jelas dia, sebagai upaya pemerintah memperkokoh keberadaan infrastruktur pangan, terutama, pada titik-titik yang merupakan sentra produksi yang memang belum memiliki fasilitas tersebut, untuk menyimpan beberapa komoditas pertanian secara lebih memadai. Misalnya, sebut dia, padi dan jagung.
Dia menyebut beberapa daerah yang belum memiliki gudang penyimpanan hasil komoditas pertanian secara memadai, tetapi termasuk berkatagori sentra produksi.
Di antaranya, ujar Ahmad Rizal Ramdhani, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, Kabupaten Dompu merupakan sentra jagung nasional. Ironisnya, wilayah di NTB tersebut belum memiliki fasilitas gudang penyimpanan yang memadai.
Ahmad Rizal Ramdhani menambahkan, daya tampung gudang baru variatif. “Minimalnya, berkapasitas 1.000 ton. Maksimalnya 3.500 ton,” sebutnya.
Hal itu, ucapnya, bergantung pada hasil panen dan kebutuhan. Pertimbangan lainnya, sambung dia, setiap komoditas punya karakteristik berbeda.
Penetapan titik-titik lokasi beserta pembangunan 100 gudang baru itu, termasuk kapasitasnya, sahut Ahmad Rizal Ramdhani, berdasarkan hasil penyesuaian data.
“Kami memiliki data. Lalu, kami singkronkan dengan data Kementan (Kementerian Pertanian) dan pemerintah daerah. Sinkronisasi itu agar kehadiran 100 gudang baru itu lebih efektif dan tepat sasaran,” paparnya.
Pihaknya, cetus dia, mencanangkan realisasi proyek pembangunan 100 gudang baru itu pada tahun depan, yakni periode Maret-Mei 2026 atau sebelum berlangsungnya panen raya.
Saat ini, kata Ahmad Rizal Ramdhani, di berbagai wilayah Nusantara, pihaknya memiliki sebanyak 1.555 gudang penyimpanan.
Seandainya rencana tersebut terealisasi sesuai target, Ahmad Rizal Ramdhani mengemukakan, hal itu berarti pihaknya memiliki sekitar 1.655 gudang penyimpanan, yang lokasinya tersebar di berbagai wilayah Indonesia. (win/*)