PENTAS.TV – BANDUNG, Pemerintah era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto, punya hasrat dan semangat besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara agraris yang swasembada pangan.
Tentunya, agar cita-cita luhur itu perlu sokongan dana effort luar biasa seluruh elemen, tidak terkecuali korporasi-korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), baik secara langsung maupun tidak.
Adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) termasuk di antara korporasi-korporasi Merah Putih yang secara tidak langsung, turut memperkuat ketahanan dan stabilitas pangan, sekaligus serta mengakselerasi tercapainya swasembada.
Satu caranya, secaranr resmi, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jabar menjalin kemitraan dan kolaborasi strategis dengan korporasi pelat merah yang merupakan anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) PT Pupuk Kujang.
“Jalinan sinergi itu berupa Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) penambahan daya, yang semula 18,2 MVA (Mega Volt-Ampere) menjadi 30 MVA,” tandas Tonny Bellamy, General Manager PT PLN Persero (UID) Jabar.
Tonny Bellamy meneruskan, ada beberapa misi berkenaan dengan terjalinnya sinergi dengan PT Pupuk Kujang tersebut.
Selain turut memperkuat ketahanan serta stabilitas pangan demi terakselerasinya swasembada, ungkapnya, kolaborasi ini juga sebagai pionir pengembangan fasilitas produksi The Green Ammonia berbasis The Green Energy di dunia.
Tonny Bellamy melanjutkan, terjalinnya kesepakatan mengenai penambahan pasokan listrik bagi PT Pupuk Kujang menjadi 30 MVA tersebut sebagai penunjang proses produksi pupuk urea.
Juga, sahutnya, menopang beberapa perencanaan proyek selanjutnya. Misalnya, sebut Tonny Bellamy, pengembangan manufaktur sebagai fasilitas produksi pupuk NPK dan The Green Ammonia.
Selain menyepakati penambahan daya pasok energi listrik menjadi 30 MVA guna menopang proses produksi, imbuh Tonny Bellamy, pihaknya pun memperkenalkan Integrated Business Solution (IBS) kepada PT Pupuk Kujang.
Sistem IBS, jelasnya, adalah sebuah skema pelayanan berpola end-to-end untuk pemenuhan kebutuhan industri.
“Ada empat pilar pada sistem IBS. Yaitu, koneksi data, efisiensi operasional, The Green Energy Solutions, serta pengembangan elektrifikasi berbasis digital,” papar Tonny Bellamy.
Misi besar sinergi tersebut, beber Tonny Bellamy, yaitu mempertegas komitmen jajarannya untuk senantiasa tampil sebagai penopang berbagai agenda pemerintah, termasuk terciptanya swasembada pangan.
“Tidak itu saja, kami pun berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pionir pengembangan dan pemanfaatan The Green Energy,” pungkas Tonny Bellamy. (win)