PENTAS.TV – BANDUNG, Berbagai r rencana, trategi, dan cara disusun serta disiapkan pemerintah demi terciptanya ketahanan serta stabilitas pangan nasional.
Yang terbaru, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pangan menginstruksikan korporasi pangan berbalut Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk melakukan tugas terbarunya.
Yakni, bergerak cepat menyerap produksi jagung petani. Volume penyerapannya sebanyak 1 juta ton jagung petani.
Agar proses penyerapan jagung petani segera dieksekusi Perum Bulog, Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Pangan, mengajukan sebuah permintaan kepada Kementerian Keuangan. Yakni, pengajuan anggaran bernilai Rp6 triliun.
“Apabila Kementerian Keuangan menyetujui permintaan itu, pemanfaatan anggaran Rp6 triliun itu untuk mempercepat proses penyerapan produksi jagung petani,” tandas Zulhas, sapaan akrabnya.
Harga jual jagung petani saat Perum Bulog mengeksekusi proses penyerapan, sambungnya, sesuai ketetapan, yakni Rp5.500 per kilo gram.
Namun, kata Zulhas, dalam teknisnya, Perum Bulog tidak bisa menyerap seluruh produksi jagung petani. Ada beberapa ketentuan dan persyaratannya.
“Perum Bulog hanya membeli atau menyerap produksi jagung petani yang berkadar air 18-20 persen.
Soal pengajuan anggaran kepada Kementerian Keuangan demi mengakselerasi penyerapan jagung petani oleh Perum Bulog, Zulhas mengklaim bahwa hal itu mengacu pada arahan Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto.
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengatakan, penugasan baru yang diterima Perum Bulog berupa penyerapan 1 juta ton jagung petani merupakan instruksi presiden berdasarkan usul Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, saat rapat terbatas beberapa waktu silam.
Arief Prasetyo Adi mengakui bahwa proses penyerapan 1 juta ton jagung petani memerlukan sokongan anggaran yang bernilai tidak sedikit, apabila harga beli panennya Rp5.500 per kilo gram.
“Estimasinya, apabila termasuk beberapa komponen biaya lainnya, kebutuhan anggaran penyerapan 1 juta ton jagung berharga jual panen Rp5.500 per kilo gram, yakni Rp6 triliun,” papar Arief Prasetyo Adi.
Skema dan teknis pemanfaatan pengajuan anggaran penyerapan 1 juta ton jagung petani tersebut, sambungnya, identik dengan program pemerintah lainnya yang juga melibatkan Perum Bulog, yaitu Bantuan Pangan.
Pada Bantuan Pangan, tutur Arief Prasetyo Adi, , ada anggaran yang nominalnya besar. Yakni, sebut dia, Rp16,6 triliun.
Namun, ucap dia, pemerintah mengalihkan dana itu terlebih dahulu untuk dikelola Perum Bulog berkenaan dengan proses penyerapan beras atau gabah kering setara beras, yang Harga Patokan Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilo gram. (win/*)