PENTAS.TV – BANDUNG, Banyak faktor yang bisa memengaruhi roda perekonomian nasional. Contohnya, antara lain, terjadinya trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China. konflik geopolitik Rusia-Ukraina, serta yang lainnya.

Baik secara langsung maupun tidak, kondisi itu berdampak pada beragam sektor. Di antaranya, Sektor Jasa Keuangan (SJK) non-perbankan, yakni asuransi.

Meski demikian, performa dan kinerja asuransi nasional masih sanggup bergeliat. Akan tetapi, geliatnya sangat tipis.

Ogi Prastomiyono, Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengiyakan bahwa walau slow, performa dan kinerja industri asuransi nasional masih bergeliat

Indikatornya, tutur Ogi Prastomiyono, hingga berakhirnya periode triwulan III 2025, secara umum, industri asuransi komersial nasional membukukan premi bernilai Rp246,34 triliun.

“Perbandingannya dengan realisasi periode sama 2024, persentasenya bertambah sangat sedikit, yakni 0,38 persen. Pada akhir triwulan III 2024, nilai premi asuransi komersial yaitu Rp245,42 triliun,” tandas Ogi Prastomiyono, pada konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK periode Oktober 2025.

Secara detil, Ogi Prastomiyono membeberkan perolehan premi oleh industri asuransi komersial pada akhir September 2025.

Premi life insurance alias asuransi jiwa, sebutnya, bernilai Rp132,85 triliun. Angka itu, sambungnya, berkurang 2,06 persen secara tahunan.

Berbeda dengan perolehan premi asuransi komersial umum dan reasuransi. Secara kumulatif, peroleh premi asuransi komersial umum dan reasuransi, sebutnya, pada level Rp113,49 triliun atau bertambah 3,38 persen secara tahunan.

Soal klaim, Ogi Prastomiyono menambahkan, saat periode triwulan III 2025 berakhir, total klaim asuransi komersial berkurang 4,93 persen secara tahunan atau bernilai Rp159,82 triliun.

“Klaim asuransi komersial pada akhir September tahun lalu, nominalnya Rp168,11 triliun,” ujarnya.

Tidak hanya perolehan premi, lanjutnya, aset industri asuransi komersial pun cukup bergairah. Pada September 2025, industri asuransi komersial dan non-komersial punya aset yang nilainya bertambah 3,39 persen secara tahunan atau menjadi Rp1.181,21 triliun.

Aset paling banyak, sambungnya, dimiliki asuransi komersial. Angkanya, ucap dia, yaitu Rp958,54 triliun, bertambah 3,91 persen secara tahunan.

Sisanya, imbuh Ogi Prastomiyono, berupa aset milik industri asuransi non-komersial, yang terdiri atas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BP Jamsostek). Nominalnya, kata dia, yaitu Rp222,67 triliun atau bertambah 1,21 persen secara tahunan. (win/*)