PENTAS.TV – BANDUNG, Kota Bandung kembali diramaikan oleh denting-denting music klasik yang mendalam dan penuh ekspresi melalui pertunjukan musik orkestra bertajuk “Now and Forever”.
Diselenggarakan oleh Bandung Philharmonic, konser ini menjadi pembuka dari rangkaian pekan musik klasik yang menghadirkan kolaborasi lintas negara, lintas generasi, dan lintas teknik musikal.
Digelar pada 30 Juni 2025 di Auditorium PPAG Universitas Katolik Parahyangan, Jalan Ciumbuleuit No. 94, konser ini mempersembahkan sajian elegan dari violinist Yohanes Siem dan pianis ShuXiang Yang.
Keduanya membawakan repertoar yang memikat dari era romantik hingga kontemporer, menampilkan harmoni yang kaya warna dan ekspresi.
Repertoar yang ditampilkan bukan semata-mata melantunkan karya klasik yang akrab di telinga pencinta musik.
Ia menjadi ruang tafsir atas emosi manusia, lewat permainan dinamika, teknik, serta interaksi yang nyaris tak terdengar, namun terasa kuat di relung batin para penonton.
“Now and Forever” bukan sekadar konser tunggal. Ia menjadi bagian dari pekan orkestra yang digagas Bandung Philharmonic bersama para musisi dan pengajar dari Asia Tenggara.
Selama sepekan ke depan, anak-anak muda yang memiliki dasar bermain biola, cello, piano, dan alat musik lainnya akan menjalani pelatihan intensif.
“Banyak anak muda yang les musik, tapi belum pernah bermain dalam orkestra sesungguhnya,” ujar Airin Efferin, salah satu pendiri Bandung Philharmonic kepada Pentas.tv, Senin malam (30/6/2025)
Ia menegaskan bahwa bermain dalam orkestra bukan perkara mudah. “Main orkestra itu tidak sesederhana duduk berdampingan lalu memainkan musik. Ini tentang mendengar, menyatu, dan membaca nuansa,” katanya.
Sejumlah guru musik dari negara-negara Asia Tenggara turut ambil bagian. Mereka tidak hanya mengajar teknik bermain orkestra, tetapi juga memperkenalkan filosofi dan kedalaman makna dalam bermusik secara kolektif.
Puncak Gala dan Perayaan Proses
Rangkaian ini akan ditutup dengan dua pertunjukan istimewa. Pada 5 Juli 2025, para pengajar dari luar negeri akan tampil dalam konser mini.
Sedangkan pada 6 Juli 2025, para peserta muda akan naik panggung untuk menunjukkan hasil latihan mereka dalam sebuah gala konser.
Konser ini menjadi penanda bahwa Bandung bukan hanya kota kreatif yang lekat dengan budaya populer, tetapi juga ruang tumbuhnya ekosistem musik klasik yang perlahan namun pasti membangun pondasi.
Di tengah hiruk-pikuk industri musik digital, suara alat musik klasik masih menemukan ruangnya, terutama ketika didukung panggung, komunitas, dan pendidikan yang memadai.
Merawat Tradisi, Mengajak Generasi
Melalui “Now and Forever”, Bandung Philharmonic kembali menegaskan komitmennya untuk membawa musik klasik lebih dekat ke masyarakat, khususnya generasi muda.
Di tangan mereka, musik bukan sekadar hiburan, tetapi ruang pembentukan karakter, kepekaan, dan kolaborasi yang tulus.
Bandung tidak hanya menyuguhkan pertunjukan, tapi juga pengalaman musikal yang mendalam. Dan konser ini, seperti judulnya, akan terus menggema “now and forever.(GIH*)