Estuari, Dua Muda Musisi Berbakat Berbagi Kiat Sukses di BIM 27-28 Sept. 24

0
Estuari memberikan sharing kunci sukses menjadi pemain musik hingga kini
Estuari memberikan sharing kunci sukses menjadi pemain musik hingga kini

Kegiatan bermusik tidak hanya melulu soal bermusik saja tetapi menjadi bermusik yang eksis dan terus melahirkan karya tidaklah semudah teori.

Konsistensi dan harmoni kinerja apik serta didukung managerial kerja dan waktu yang baik menghasilkan karya yang bisa dinikmati.

Banyak orang pintar bermain alat music tetapi sulit mencapai harmoni dan penyatuan emosi bermain dan bekerja sama.

Tak heran, jika ada Musisi yang mampu mengaplikasikan unsur skill dan good managerial music dengan ciamik, hasilnya bisa melesat.

Guna bisa berbagi pengalaman dan cerita inspiratif, Disbudpar Kota Bandung dan Ferry Curtis and Tim adakan workshop Bandung Inpiring Music yang diadakan dua hari, 27 – 28 September 2024 sebagai ajang sharing kisah dan perjalanan para Musisi Bandung kepada Musisi pemula dan lainnya.

Ketika penonton menanyakan bagaimana Estuari yang didirikan oleh Annisa Resmana & Rian Rastian melakukan penyamaan ritme atau irama bermusik dan bekerja sama, Annisa menjawab bahwa dirinya dan Rian Ketika membuat karya music bukan lama dikomposisinya melainkan menjawab pertanyaan, Estuari itu mau apa yang dilakukan, siapa itu Estuari, tujuannya apa, dan manfaatnya apa. Dan pembicaraan perihal tersebut bisa memakan waktu lama, berkisar 7 jam-an.

Annisa juga menyepakati apa yang disampaikan oleh Cross Road bahwa bermusik itu membosankan, dan tadi paparan Dany Java Jive sebelumnya juga benar adanya bahwa Dany telah mengalami posisi di puncak tangga music Bersama grup musiknya.

“Aku dan Rian memiliki kebiasaan, membiarkan pertanyaan-pertanyaan kritis dan liar itu masuk mengenai Estuari dan di tim produksi kami, kami selalu ada brainstorming pagi itu. GImana ya nanti kalau kita sudah mencapai di tahun ke-12 itu seperti Sarah and Soul tadi? Kapan ya kita nyampai bosannya? Kalau sudah pada fame/titik puncak karir itu seperti apa sih? Dan seperti apa rasa diberikan applause oleh orang-orang itu saat berada di karir puncak? Dan di puncak kesuksesan itu ada apa?

“Pertanyaan-pertanyaan filosofis itu yang membuat aku berdiam lama di brainstorming. Kamu tuh mau jalan kemana? Nah, setelah mendapat semua jawaban itu, akhirnya maju melangkah.

Annisa meyakini bahwa Visi Langkah yang ia tempuh Bersama Rian setelah keduanya padu,baru semua itu diturunkan kepada misi Dimana misi itu adalah strategi mencapi visi tersebut. Insyaallah, jika dilakukan maka akan terus jalan ritmenya.

Ia menuturkan apabila dirangkum secara lengkap, hasilnya adalah, pertama membangun komunikasi secara sehat yang dimaknai dalam berkomunikasi tidak berasumsi apabila ada persoalan, tidak baperan dengan mitra kerja, harus jujur-jujuran dan terbuka. Tidak ada buruk sangka.

Menurut Annisa, aspek-aspek yang disebut tadi bisa menjadi pemicu keretakan sebuah grup music bila orang-orang di dalamnya melakukan hal tersebut. Dan ini berkaitan juga dengan “karakter” bawaan orang Indonesia yang kurang terbuka dan suka tidak enakan mengutarakan perasaan kepada orang lain karena takut menyinggung yang lain.

“Saya dan Rian dalam berkomunikasi itu, sangat transparan, komunikasinya sangat sehat,” ulas Annisa.

Rian sebagai mitra kerja dan bermusik Annisa pun sepakat apa yang diutarakan Annisa.

“Setelah kita manggung atau kita dipercayakan untuk mengisi acara tersebut, kita selalu ada evaluasi. Hal tersebut yang menurut rata-rata orang tidak nyaman, kita ungkap. Kita terbiasa dengan itu dan dilakukan secepat mungkin setelah kita perform, bermusik dan ada evalusasi serta refleksinya,” tutur Rian Rastiana menambahkan. 

“Bahkan, pembicaraan perihal perencanaan dan strategi Estuari langsung dilanjutkan. Ritmenya berjalan baik. Adanya konflik bisa terselesaikan di evaluasi. Saya memandang, konflik itu asik, menyenangkan tergantung apa yang kitab awa, selama kalian ada masalah, membawa music itu menjadi beban, akhirnya malah menjadi baper, sepertinya di situ harus ada evaluasi,” ulas Rian.

Rian juga bercerita dan mencontohkan perilaku dan karakter grup music legend yang ada di Indonesia seperti halnya grup music pop besar Dewa 19 dan pentolannya Achmad Dani, mereka itu sangat in to, bawa stand microphone sendiri kadang atau misalnya begitu saatnya mereka shooting, mereka bawa lighting yang keberadaannya tidak pas disitu tempat.

Salah satu founder Estuari juga menuturkan bahwa Kru Dewa 19 pada saat sound chek itu hadir dan sepertinya terdengar perfectionis, padahal hal itu bukanlah demikian tetapi menunjukkan sikap rasa memiliki yang sangat kuat. Dan jika hal itu dilakukan, maka automatis mereka-mereka itu sudah berada pada wilayah professional, tidak bawa-bawa perasaan lagi.

 “Dan saya coba mengadopsi itu, saya sering komunikasikan juga ke teman-teman Musisi,” pungkas Rian.