PENTAS.TV – BANDUNG, Keberadaan dan kehadiran kereta memang berdampak luar biasa bagi sektor transportasi. Operasional kereta memperlancar mobilitas, tidak hanya orang, tetapi juga barang atau logistik.
Pasalnya, secara teknis, perjalanan kereta tidak terhambat kemacetan karena menggunakan jalur khusus. Selain itu, berdasarkan Undang Undang 23/2007, perjalanan kereta pun harus menjadi prioritas para pengguna jalan.
Tidak itu saja, kapasitas angkut kereta, baik orang maupun barang, jauh lebih masif daripada moda transportasi darat lainnya.
“Jadi, pemanfaatan kereta sebagai moda transportasi lebih efektif dan efisien,” klaim Anne Purba, Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia KAI (Persero), dalam keterangannya.
Anne Purba mencontohkan angkutan barang sebagai bukti lebih efektif dan efisiennya kereta selaku moda transportasi.
Mantan Vice President Corporate Secretary PT KAI (Persero) Commuter Line Indonesia (KCI) tersebut mengungkapkan masifnya volume angkutan barang via kereta selama lima bulan perdana tahun ini.
Secara total, selama Januari -Mei 2025, pihaknya mencatat bahwa volume angkutan barang yakni 27.731 631 ton.
Perbandingannya dengan periode sama 2024, lanjutnya, lebih banyak 3 persen. Selama Januari-Mei 2024, ujar dia, volume angkutan barang berbobot 27.013.457 ton.
Angkutan batu bara, kata Anne Purba, menjadi yang terbanyak volumenya. Persentasenya, sebut dia, 82,97 persen atau berbobot 23.010.266 ton.
Terbanyak selanjutnya, sambung Anne Purba, yakni angkutan Barang Hantaran Paket (BHP) dan Parcel.
“Volumenya, 97.889 ton, bertambah 16 persen secara tahunan. Pada Januari-Mei 2024, volume angkutan BHP dan Parcel yakni 84.391 ton,” beber dia.
Berikutnya, imbuh Anne yakni komoditas pupuk. Selama lima bulan awal 2025, volume angkutan barang komoditas pupuk, tuturnya, berbobot 13.230 ton, lebih banyak 94 persen daripada periode sama tahun lalu, yang beratnya 6.810 ton.
Melihat hal itu, Anne Purba berpendapat, Operasi kereta sebagai angkutan barang, tentunya, mendukung dan memperlancar sistem logistik di Indonesia secara lebih efektif serta efisien.
Anne Purba meneruskan, pencapaian kereta barang itu pun menunjukkan bahwa pihaknya sangat siap mengimplementasikan program Zero Over Dimension Over Loading (ODOL), yang targetnya dicanangkan pemerintah pada 2026.
Tidak itu saja, tukasnya, angkutan barang pun sebagai daya dukung kelestarian alam. Sistem logistik menggunakan kereta, ucapnya, bisa lebih mengefisienkan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), serta meminimalisir polusi udara.
Agar kebutuhan angkutan barang lebih terlayani dan terakomodir secara prima serta optimal, Anne Purba menegaskan, pihak menyusun strategi yang terkemas dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
Berdasarkan RJPP, kata Anne Purba, hingga 2029, pihaknya memproyeksikan volume angkutan barang, totalnya melebihi 120 juta ton per tahun.
“Komoditas batu bara tetapnterbanyak. Proyeksinya 111,2 juta ton per tahun. Sisanya, yakni sekitar 10,9 juta ton, adalah komoditas lainnya,” urai Anne Purba. (win/*)